BIMA, KOMPAS.com - Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) untuk sejumlah Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) di Kabupaten Bima terlambat cair. Akibatnya, sekolah kelimpungan mencari dana talangan untuk membiayai item kegiatan di sekolah.
Kepala SMK Negeri 10 Kabupaten Bima, Jufri mengatakan, dana BOS tahap ke dua tahun 2017, proses pencairannya terlambat. Untuk menjaga kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan, pihaknya terpaksa berhutang.
"Dana BOS triwulan ke 2 belum cair. Sementara, banyak item kegiatan di sekolah yang harus dibiayai. Agar aktivitas KBM tetap berjalan, kami terpaksa berhutang kepada pihak ketiga," ujar Jufri kepada wartawan, Jumat (19/5/2017).
(Baca juga: Korupsi Dana BOS, Mantan Kepala Sekolah Ini Ditahan)
Menurut Jufri, dana tersebut sangat dibutuhkan sekolah. Apalagi di SMK Kelautan dan Perikanan yang ia pimpin, harus memenuhi pengadaan peralatan untuk kegiatan praktik siswa.
"Di sekolah banyak kegiatan yang harus dibiayai, seperti kunjungan di kapal, simulasi dan menganyam jaring untuk penangkapan ikan. Ini membutuhkan anggaran, karena harus ada pengadaan alat dan bahan. Di situ semua dana BOS yang dipakai, pak," sebut Jufri.
Ia berharap, pencairan dana BOS tepat waktu, sehingga sekolah tidak kelimpungan mencari dana talangan. "Kalau pencairan selalu terlambat, maka yang dikorbankan adalah pihak sekolah, kita bakal dikejar utang, KBM juga bakal terkendala," tuturnya.
(Baca juga: Kadisdik Tapanuli Utara Diduga Memeras Kepsek untuk Setor Dana BOS)
Ia menyebutkan, satu tahun per siswa mendapat Rp 1,4 juta per orang. Sementara BOS dicairkan per triwulan dalam satu tahunnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.