Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Komunitas Hikayat Tanah Hitu, Membaca agar Cerdas dan Bisa Hargai Perbedaan

Kompas.com - 17/05/2017, 08:00 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

Bagi para bocah yang serius membaca, ada hadiah yang didapat yakni diberikan permen oleh anggota pengelola lapak baca. Menurut Halid, cara itu dilakukan agar anak-anak yang ikut membaca merasa senang.

Selain memberikan permen, upaya lain yang dilakukan untuk menyemangati para bocah di kampung itu agar terus membaca yakni dengan cara mengajak mereka bermain hingga berdongeng. Cara tersebut biasanya dilakukan ketika para bocah mulai tidak konsentrasi saat membaca.

“Tujuannya hanya untuk membuat anak-anak ini bersemangat dan tidak jenuh, jadi kadang kita merangsang mereka dengan memberikan permen dan juga berdongeng serta mengajak mereka bermain sejenak,” kata mahasiswa semester akhir Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon ini.

Jadwal buka lapak baca itu sendiri berjalan rutin setiap Hari Sabtu dan Minggu. Menurut Halid, biasanya lokasi buka lapak baca ini selalu berpindah tempat antara Desa Hitu Mesing dan Hitu Lama.

(Baca juga: Cerita Rumah Belajar Bibinoi, Pernah Diusir Kepala Desa hingga Berhasil Cetak Sarjana)

Hingga menjelang pukul 13.00 WIT, para bocah yang umumnya siswa SD ini masih terlihat begitu antusias untuk terus membaca.

”Beta baca buku Kumpulan Dongeng Cerita Rakyat Nusantara, ceritanya bagus tapi belum habis,” kata Mahensa Tegu, siswa kelas VI SD 4 Negeri Hitu.

Rivai Alkatiri, bocah lainnya, mengaku sangat senang bisa ikut membaca dengan sepuasnya di lapak buku tersebut, apalagi ada banyak pilihan buku yang disediakan. Dia mengaku setiap kali lapak buku dibuka pada hari Minggu, dia tidak pernah absen untuk datang membaca.

“Bukunya bagus-bagus, apalagi kakak-kakak komunitas juga sangat baik, jadi saya senang sekali,” ujarnya.

Buka kelas bahasa Inggris

Anggota komunitas Hikayat Tanah Hitu juga mengajari anak-anak binaannya untuk belajar berbahasa Inggris. Mereka diajari menulis dan membaca hingga permainan menebak gambar-gambar hewan dan benda dengan bahasa Inggris.

Para bocah juga diminta untuk meniru kebiasaan dan suara hewan yang mereka tebak dengan benar. Bagi setiap bocah yang menebak gambar dan menyebut nama hewan dengan benar langsung diberikan permen.

“Siapa lagi yang mau menebak apa nama hewan ini? Bagaimana juga suaranya dan kebiasaannya,” tanya Cilun, salah seorang anggota Komunitas Hikayat Tanah Hitu, kepada para siswa sambil menunjukkan satu gambar hewan di tangannya.

Untuk menghilangkan rasa jenuh anak-anak tersebut, mahasiswa semester 2 Fakultas Perikanan Universitas Pattimura Ambon ini sesekali mengajak para bocah yang diajarinya untuk bernyanyi dan mempraktikkan suara hewan dan juga kebiasaannya. Spontan para bocah tertawa kegirangan.

Kelas bahasa Inggris yang disediakan untuk anak-anak di dua desa tersebut sudah berjalan lebih dari satu tahun terakhir. Saat ini, ada lima anggota komunitas yang secara bergantian selalu mengajari para siswa binaan untuk menguasai bahasa inggris dengan baik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com