SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, punya cara untuk mengantisipasi program fiktif atau "siluman" di lingkungan Pemkot Surabaya. Kegiatan tersebut cukup dipantau melalui aplikasi berbasis teknologi informasi yang didesain khusus untuk memantau jalannya anggaran Pemkot Surabaya.
"Jadi tidak akan ada lagi kegiatan atau program siluman di Pemkot Surabaya," ucap Risma, Jumat (12/5/2017).
Menurut dia, pengelolaan keuangan di Pemkot Surabaya sudah terintegrasi dari perencanaan hingga penganggaran dengan pendekatan sistem e-Planning dan e-Budgeting. "Bahkan melalui e-Goverment, pendapatan daerah, belanja daerah, hingga evaluasi keuangan daerah bisa dipantau dengan memanfaatkan teknologi informasi," tambahnya.
Dengan pendekatan teknologi tersebut kata Risma, jalannya anggaran di pemkot Surabaya bisa dilihat secara transparan.
Penerapan e-Government di Pemkot Surabaya, kata Risma, dilakukan sejak 2002, di dalamnya terdapat e-Budgeting, e-Procurement, e-Delivery, e-Controlling, e-Performance, e-Payment, hingga e-Health.
Selain menghemat anggaran sebutnya, penerapan sistem tersebut juga menghemat waktu. Misalnya, sebelum e-Government diterapkan, penyusunan anggaran bisa memakan waktu 2-3 bulan, tetapi kini hanya 2-3 hari.
Bahkan dalam e-Musrenbang, kata dia, Pemkot bisa menampung usulan masyarakat via online. Masyarakat bisa tahu mana usulan yang disetujui dan mana yang tidak dengan disertai alasan.
Baca juga: Risma Turun Tangan, Massa Pendemo Ahok Batalkan Aksi Long March
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.