PURWAKARTA, KOMPAS.com - Iah Syariah (28), salah satu dari dua tenaga kerja wanita (TKW) ilegal asal Plered, Purwakarta, yang terlantar di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, mengaku selama ini diteror oleh pihak penyalur karena berhasil selamat dibantu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan pihak KBRI Indonesia.
"Setelah saya di rumah, pihak penyalur atau agen perusahaan terus meneror saya dan suami melalui telepon. Kami diancam katanya akan dihukum karena pulang dibantu Pak Dedi, setelah saya terlantar di Malaysia," ucap Iah, saat datang ke rumah dinas Bupati Purwakarta bersama suaminya, Rabu (3/5/2017).
Iah bersama suaminya pun langsung mengadu ke bupati untuk meminta bantuan karena takut dengan ancaman teror tersebut. Apalagi dirinya di rumah tiap hari selalu ditinggalkan suaminya bekerja.
"Saya takut bagaimana kalau tiba-tiba ada yang datang dan melakukan hal tak baik ke keluarga kami. Makanya saya malu pun, datang lagi ke sini," ujar dia.
Baca juga: Tiba di Indonesia, Bupati Dedi Langsung Bawa TKW ke Polres Purwakarta
Setelah pulang ke tanah air, Iah yang sempat terlunta-lunta di negeri orang karena menjadi korban perdagangan manusia, mengaku fokus untuk mengurus anak dan suaminya di kampung. Sehingga dirinya khawatir kalau pihak yang mengancamnya akan nekat untuk melakukan kejahatan.
"Ditelepon selalu mengancam, saya ke sini meminta perlindungan," katanya.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta Iah tidak khawatir dengan ancaman teror dari keluarganya tersebut. Pasalnya, kasus tersebut sudah ditangani Satreskrim Polres Purwakarta untuk segera diungkap.
Dedi Dirinya pun meminta Iah dan suaminya untuk tetap tenang di rumah karena perlindungan terus dilakukan oleh pihak kepolisian.
"Jangan takut, justru mereka yang takut karena kasusnya sudah ditangani polisi. Tenang saja, nanti saya koordinasi sama Pak Polisi," kata Dedi.
Sebelumnya, Iah Syariah TKW asal Plered Kabupaten Purwakarta dan Rati asal Tempuran Kabupaten Karawang, bertemu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang hendak bertolak ke Mesir di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.
Keduanya selama empat hari di Negeri orang lain tanpa bisa makan dan minum karena kehabisan bekal dan paspornya ditahan Imigrasi Malaysia.
Dedi pun memilih membatalkan kepergiannya ke Mesir dan lebih memilih memproses kepulangan warganya tersebut yang telah menjadi korban perdagangan manusia.
Setibanya di Indonesia, Dedi bersama keduanya langsung bertolak ke Polres Purwakarta untuk melaporkan kejadian tersebut. Kini, kasusnya masih dalam penanganan petugas kepolisian setempat.
Baca juga: Cerita Dedi Mulyadi Bertemu TKW yang Telantar di Bandara Malaysia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.