BOGOR, KOMPAS.com - Ratusan warga dari kelompok Solidaritas Masyarakat Puncak (SMP) menggelar aksi doa dan dzikir bersama untuk memeringati tujuh hari tabrakan beruntun di Tanjakan Selarong, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4/2017).
Dalam kecelakaan itu, empat orang tewas dan enam orang lainnya terluka.
Doa dan dzikir bersama itu dilakukan di lokasi kejadian, tepatnya di Tanjakan Selarong, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Aksi damai tersebut diisi dengan tabur bunga untuk para korban tewas dalam kecelakaan maut tersebut.
Koordinator Solidaritas Masyarakat Puncak, Muhsin mengatakan, aksi itu digelar sebagai bentuk belasungkawa atas kecelakaan tersebut.
"Ini adalah aksi damai, untuk mengenang para korban yang meninggal dalam kejadian itu. Kami doa dan dzikir bersama, serta diselingi dengan tabur bunga di lokasi kejadian," ucap Muhsin.
(baca: Tangis Pilu Berulang di Jalur Puncak)
Menurut Muhsin, perlu adanya pengawasan baik dari kepolisian, Dinas Perhubungan, dan instansi terkait lainnya untuk mengawasi kendaraan yang akan melintas di Jalur Puncak terutama bus agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kami ingin tidak ada lagi kecelakaan di Jalur Puncak," ujar Muhsin.
Sempat terjadi kemacetan akibat aksi tabur bunga tersebut. Sejumlah petugas kepolisian ditempatkan di lokasi untuk mengurai kemacetan.
(baca: Ini Foto-foto Kecelakaan Beruntun di Puncak yang Tewaskan 4 Orang)