Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Banyuwangi, Mantan TKW Belajar "Decoupage"

Kompas.com - 25/04/2017, 13:43 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI,KOMPAS.com - Ibu-ibu mantan tenaga kerja wanita (TKW) yang tinggal di Kecamatan Sempu Banyuwangi belajar decoupage di Balai Desa Temuguruh Selasa (25/4/2017). Decoupage adalah seni menghias benda atau media dengan cara menempelkan kertas pada permukaan benda. 

Ibu-ibu tersebut belajar menggunting pola bunga di kertas lalu ditempelkan ke dompet atau tas.

Retno Herlina ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Banyuwangi, kepada Kompas.com menjelaskan pihaknya sengaja memberikan pelatihan decoupage kepada mantan TKW tersebut agar mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga tidak perlu kembali ke luar negeri.

"Jika diseriusi bisnis decoupage sangat menjanjikan. Dengan modal Rp 50.000, dompet yang sudah dihias bisa laku dijual diatas harga Rp 100.000. Itu baru dompet belum lagi tas atau kerajinan lainnya yang terbuat dari bambu atau daun pandan. Di Banyuwangi sini kan banyak kerajinan seperti itu," ucapnya.

Cara pengerjaan yang sederhana dan tidak memakan waktu yang banyak bisa memungkinkan dikerjakan oleh ibu-ibu tanpa perlu meninggalkan rumah dan keluarganya. "Bisa dikerjakan sambil nonton tv atau pas santai mengasuh anak," katanya.

Nantinya, jika ada mantan TKW yang serius menekuni decoupage pihaknya akan membantu menyediakan bahan serta modal dan membantu memasarkannya.

Baca juga: Cerai Susuk, Cara Perceraian TKW Asal Banyuwangi

Sementara itu Isiah (55) peserta pelatihan kepada Kompas.com mengaku meski pengerjaaan decoupage tidak begitu rumit, namun ia agak kesulitan saat menggunting detail bunga untuk di tempel di dompet.

"Saya bisa mengerjakannya tapi untuk yang kecil kecil nanti mengguntingnya minta tolong sama anak," kata perempuan berkerudung yang pernah bekerja di Timur Tengah.

Isiah pulang ke Indonesia pada tahun 2005 dan bekerja di majikan terakhirnya selama hampir 2 tahun.

Ia mengaku tidak kembali ke Arab karena kondisi kakinya yang sakit sehingga tidak bisa naik turun tangga di rumah majikan yang bertingkat. Ia juga menunjukkan bagian lutut kaki sebelah kanan yang dibebat.

"Sudah enggak kuat naik tangga jadi ya di Banyuwangi saja. Di sini paling ya saya kerja jualan rengginang yang saya buat sendiri. Kalau buat kerajinan ini untungnya lebih besar tidak ada salahnya untuk di coba. Iya kan," sebutnya.

Baca juga: Tarik Wisatawan, Banyuwangi Segera Buka Kampung Coklat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com