Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Tutup akibat Konflik Keluarga Keraton Solo, Wisatawan Kecewa

Kompas.com - 06/04/2017, 09:45 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Museum Keraton Kasunanan Surakarta, Rabu (5/4/2017), ditutup untuk kunjungan wisatawasan nusantara dan mancanegara akibat konflik antara keluarga keraton tersebut.

Sejumlah wisatawan yang sudah terlanjut berkunjung di Keraton Surakarta banyak yang kecewa karena mereka tidak bisa masuk ke museum yang dibuka untuk umum tersebut.

Wahono (40) salah satu wisatawan asal Jawa Timur mengatakan, pihaknya bersama rombongan dari Jatim hendak berkunjung Keraton Surakarta untuk melihat museum yang menyimpan benda-benda peninggalan raja-raja zaman dahulu di Solo.

Namun, kata Wahono sayang museum ditutup untuk sementara, sehingga pengunjung hanya melakukan foto-foto di depan pintu masuk keraton ini.

Baca juga: Di Pawai Rakyat, Kerabat Keraton Solo Jadi Kusir Jokowi-JK

Pengageng Museum dan Pariwisata Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Poeger mengatakan, pihaknya minta maaf karena museum untuk sementara ditutup sudah dua hari ini.

KGPH Poeger mengakui Museum Keraton Kasunanan biasa ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Namun, kraton jika kondisi sudah kondusif nanti dapat dibuka kembali.

Manager museum dan perpustakaan Keraton Surakarta KRMH Suryo Adimidjoyo mengatakan, museum jika dalam kondisi sepi jumlah pengunjung rata-rat sekitar 100 hingga 150 orang per hari. Namun, pengunjung saat hari libur dapat meningkat hingga sekitar 600 orang per hari.

Menurut Suryo Adimidjoyo akibat museum ditutup pemasukan kraton dari destinasi wisata otomatis menjadi menurun.

"Hal itu, mau bagaimana lagi, semoga suasana dapat kembali kondusif," kata KRMH Suryo Adimidjoyo.

Konflik Kraton Surakarta sebelumnya sempat dilakukan perundingan antara tim lima atau Panca Narendra pimpinan KGPH Benowo dengan Dewan Adat yang diwakili KGPH Poeger di tempat netral markas Pusat Pendidikan Topografi (Pusdiktop) TNI Angkatan Darat atau tidak jauh dengan keraton, pada Selasa (4/4/2017).

Perundingan dari dua pihak tersebut mendapat penjagaan ketat oleh pihak keamanan di areal Keraton Surakarta. Ratusan orang anggota kepolisian dilengkapi kendaraan taktis Baracuda berjaga-jaga di lokasi.

Baca juga: Jadi Mediator Kisruh Keraton Solo, Rumah Roy Suryo Didemo

Menurut salah seorang putra PB XII, GPH Soeryo Wicaksono yang menyaksikan negoisasi dua kubu mengatakan awalnya kubu GPH Benowo mengajak kubu Dewan Adat bertemu di Kamandungan, tetapi ditolak. Dewan Adat mengajak bertemu di Kasentanan, tetapi juga ditolak Gusti Benowo dengan alasan yang bertemu itu putra dalem bukan sentana.

Namun, kedua pihak akhirnya dipilih di tempat netral di Pusdiktop TNI atau yang berjarak sekitar 500 meter dari Kraton Surakarta.

Menurut GPH Benowo pada pertemuan sesama putra PB XII tersebut membahas tentang menginventarisir kunci-kunci sejumlah ruang yang dibutuhkan untuk keperluan prosesi jumenengan. Kedua membuka akses Raja Kraton Kasunanan Surakarta PB XIII agar dapat masuk ke ruang semedi di Ndalem Ageng termasuk ke Sasana Sewoko lokasi jumenengan.

Namun, ruangan tersebut kuncinya masih dibawa pihak Dewan Adat. Ketiga membuka akses pintu utama Kraton Surakarta agar abdi dalem dapat sowan ke PB XIII dengan lancar tanpa hambatan pihak lain.

Pada acara perundingan kedua pihak akhirnya menemui jalan buntu, kata Gusti Benowo, akan dilanjutkan perundingan babak kedua yang menurut rencana difasilitasi oleh Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo.

Baca juga: Keluarga Keraton Solo Kembali Berseteru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com