Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelucuan dan Keceriaan Para Siswi SD Kala Belajar Simulasi Pilkada

Kompas.com - 11/03/2017, 11:28 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Perkembangan dunia yang semakin maju, juga membuat pihak sekolah harus pintar dalam menyiasati metode proses belajar-mengajar. Tidak sekedar proses belajar cara konvensional berupa pemaparan, tapi juga pembelajaran langsung berupa aplikasi terhadap siswa.

Hal itu pula yang disadari oleh staf pendidik yang ada di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlatul Ulama (NU) Trate Putri, Gresik. Dengan mencoba melakukan simulasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang kini sedang ramai di beberapa daerah di Indonesia, sebagai pengetahuan dasar kepada para muridnya.

Tak kurang dari 250 siswi MINU Trate Putri yang menuntut ilmu di kelas empat, lima, dan enam, turut dilibatkan dalam acara simulasi tersebut. Dengan tema yang dipilih, pemilihan kepala sekolah.

“Seneng banget. Karena yang sebelumnya hanya tahu dari orang-orang dan lihat di televise saja. Kini bisa jadi tahu, dan malah praktik langsung malahan,” ujar salah satu siswi MINU Trate Putri kelas enam, Sayyidatina Fatimah As Zahro (11), Sabtu (11/3/2017).

Dalam acara simulasi tersebut, para siswi tersebut memang secara langsung diajak oleh para guru untuk melalui proses yang bakal mereka temui saat berpartisipasi dalam pilkada.

Seperti tahap pencalonan, pemilihan, penghitungan suara, pengawasan, dan lain sebagainya. Kegembiraan juga terpancar dari sosok Intan Syifa Humaira (11), yang juga duduk di bangku kelas enam.

Ia menyatakan, acara simulasi pemilihan itu cukup membantu dirinya dalam hal pengetahuan politik, yang selama ini belum begitu ia pahami.

“Dengan acara ini, saya kini menjadi tahu bagaimana proses pemilihan. Jadi kalau nanti sudah dinyatakan sudah cukup umur dan mempunyai hak pilih, saya tidak akan bingung lagi saat mengikuti pilkada,” tutur Intan.

Para siswi pun merasa mendapatkan ilmu sekaligus hiburan dalam agenda tersebut. Pasalnya, banyak cerita dan kejadian lucu yang sempat terjadi dalam pelaksanaan acara, yang membuat para siswi maupun guru tertawa terbahak-bahak.

Salah satunya, pada tahapan penyampaian visi dan misi dari calon yang ditunjuk, yang terlihat masih grogi dan malah sempat binggung saat berada di atas panggung.

“Sepertinya ada yang lupa dengan teks yang sudah dipelajarinya, jadi malah terlihat lucu. Tapi enggak apa-apa, selain dapat ilmu, kami juga dapat hiburan,” sahut Sakha Ibnati Rania (12), yang juga siswi kelas enam MINU Trate Putri.

Hamzah Simulasi pemaparan visi dan misi dalam acara pemilihan, yang sempat membuat peserta dan guru MINU Trate Putri tertawa.
Tak sekedar asal mempraktikkan, namun para siswi juga diajak oleh para tenaga pendidik untuk berpakaian sesuai dengan apa yang mereka lihat pada saat proses pilkada dilakukan. Dengan beberapa siswi ada yang terlihat mengenakan seragam polisi, TNI, maupun petugas pemilihan.

“Mumpung sedang lagi hangat-hangatnya pilkada di beberapa daerah saat ini, kami mempunyai inisiatif untuk membuat acara ini. Dengan tujuan, pembelajaran politik bagi anak sejak usia dini. Namun formatnya bukan pilkada, melainkan Pemilihan Kepala Sekolah yang dibuat mirip dengan pilkada,” tutur Kepala Sekolah MINU Trate Putri, Purwanto.

Kebetulan pada momentum kali ini, di lingkup Yayasan PP NU Trate juga sedang dilakukan proses Pemilihan Kepala Sekolah. Baik di tingkatan MI, Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).

“Ini kami anggap tepat sasaran, karena selain proses belajar-mengajar secara konvensional juga ada yang namanya CTL (Contextual Teaching and Learning), yang menuntut pendekatan pembelajaran dengan menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara langsung,” jelasnya.

Sementara Ketua Yayasan PP NU Trate M.E. Wahyudi, mendukung penuh langkah yang dilakukan salah satu unit pendidikan yang ada di bawah naungannya, untuk mengenalkan pendidikan politik sejak anak usia dini.

“Kami sangat mendukung untuk praktek pesta demokrasi seperti ini, yang sudah muali dilakukan sejak usia dini. Ini sebuah terobosan baru di lingkup kami, dan kami akan terus mendukung penuh, karena ada manfaat cukup besar di dalam pelaksanaannya,” ucap Wahyudi.

Kompas TV Jelang pelaksanaan pilkada, KPU Buleleng makin giat melaksanakan sosialisasi. Pada Jumat (3/2), giliran para penyandang disabilitas yang diajak mengikuti simulasi pilkada. Hasilnya? dari 200 orang penyandang disabilitas yang ikut simulasi, hanya 2 orang yang salah melakukan pencoblosan. Meski memiliki keterbatasan, penyandang disabilitas tetap antusias mengikuti simulasi pilkada. Mereka yang hadir adalah para penyandang tuna netra, tuna wicara dan tuna grahita. Simulasi digelar KPU Buleleng, agar para penyandang disabilitas tidak kehilangan hak suara mereka. Simulasi diawali dengan sosialisasi tata cara pemungutan suara di TPS, dan dilanjutkan dengan praktek tahapan pencoblosan. Setelah dilakukan penghitungan, dari 200 penyandang disabilitas, ternyata hanya dua orang yang melakukan kesalahan, sehingga surat suara mereka dianggap tidak sah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com