Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Bilang Lebih Suka Jalan Berlubang Ditanami Pisang

Kompas.com - 09/03/2017, 11:50 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku kritik masyarakat terkait jalan rusak sangat beragam. Namun ia lebih suka dikritik dengan melihat pohon pisang ditanam di jalan berlubang atau memancing di jalan berlubang.

Penanaman pisang untuk jalan rusak jauh lebih baik ketimbang membiarkan ada jalan berlubang, namun tidak ditangani dan menimbulkan korban jiwa.

"Saya lebih seneng diejek (jalan berlubang) ditanduri pisang, kalau gak malah jadi jeglongan, malah (orang) jadi jatuh," kata Ganjar, di sela Musrembang eks Karesidenan Semarang di Grobogan, Kamis (9/3/2017).

Saat ini, sambung Ganjar, jalan berlubang terus bermunculan di berbagai wilayah di Jawa Tengah. Banyaknya lubang ini pula yang meningkatkan kritik masyarakat terhadap kinerja pemerintah.

Kritik yang disampaikan masyarakat berbeda. Ada yang disampaikan dengan cara menanam pohon di jalan rusak. Ada pula yang memancing di jalur berlubang yang ada airnya.

"Lalu saya guyoni, kalau bisa (tanam) gak cuma pisang, tapi jambu. Lalu ada yang ganti memancing di jalan, lalu saya minta disebar ikan lele. Mendingan seperti itu, dari pada ada korban," ujar dia.

"Saya gak terima kalau ada jalan lubang lalu ada korban meninggal. Itu dosa besar kita semua," tambahnya lagi.

Di hadapan para bupati di eks Karesidenan Semarang ini, Ganjar menegaskan, program Jateng tanpa Lubang belum sepenuhnya gagal, meski saat ini masih banyak muncul istilah Jeglongan Sewu.

Masyarakat juga banyak yang membuat meme lucu terkait kondisi itu.

"Ada destinasi jeglongan Sewu, ada eksplor jeglongan Sewu. Itu 'ngenyek' banget. Kalau ada warga nambal jalan lubang, tidak apa-apa, itu kritik kepada kita," tambah mantan anggota DPR RI ini.

Karena itu, Ganjar meminta jajarannya untuk terus bekerja menangani tugas infrastruktur tersebut. "Rakyat itu lihat hasil pembangunan kalau jalannya bagus," paparnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com