Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tebing dan "Sunset" Uluwatu, Kawasan Eksotik Pilihan Raja Salman

Kompas.com - 06/03/2017, 09:24 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BADUNG,KOMPAS.com - Kawasan Pura Uluwatu yang berada di wilayah Desa Pecatu Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Bali, rencananya menjadi tujuan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulazis Al-Saud saat berlibur di Bali.

Pura tersebut mempunyai keunikan karena berada di ketinggian 97 meter dari permukaan laut dengan tebing berbatu yang menghadap laut lepas.

Saat yang tepat untuk kawasan Puri Uluwatu adalah pada saat matahari terbenam. Apalagi di kawasan tersebut pada sore hari juga digelar tari kecak di panggung terbuka dengan latar belakang laut lepas.

"Jika Raja Salman memang benar akan datang Uluwatu, beliau bisa melihat pementasan tari kecak dengan latar belakang laut lepas yang indah dan sunset yang sempurna," ungkap I Made Sumarta, Kelian Desa Adat Pecatu kepada Kompas.com Senin (6/3/2017).

Tari Kecak akan dimulai sekitar pukul 18.00 Wita bersamaan dengan waktu matahari terbenam.

Tarian tersebut dibawakan oleh puluhan laki-laki tanpa menggunakan alat musik dan sebagai gantinya mereka mengeluarkan suara secara bergantian sebagai latar bunyi tarian mereka.

Baca juga: Mengintip Pantai Geger, Tempat Raja Salman Berlibur di Bali

Menurut Made Sumarta, Puri Uluwatu dibangun sekitar tahun 1800-a dan menjadi bagian sangat penting bagi umat Hindu di Bali. Pura tersebut juga digunakan untuk memuja pendeta Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan moksa atau ngeluhur di daerah Uluwatu. "Ngluhur" kemudian diambi menjadi nama pura yaitu Pura Luhur Uluwatu.

"Jika Raja Salman berencana akan datang ke Uluwatu nanti hanya diperkenankan di kawasan luar Pura Uluwatu karena di bagian dalam hanya untuk persembayangan. Hal ini juga berlaku untuk wisatawan lainnya," ujar dia.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Wisatawan di Kawasan Uluwatu Bali
Ia menambahkan, dalam satu hari rata-rata 8.000 wisatawan baik mancanegara dan domestik yang berkunjung ke kawasan Puri Uluwatu.

"Waktu terbaik datang ke Uluwatu adalah siang menjelang sore," ucapnya.

Untuk masuk ke kawasan Uluwatu, wisatawan membayar tiket sebesar Rp 20.000 dan Rp 100.000 untuk melihat tari Kecak.

Saat berkunjung ke kawasan Puri Uluwatu, wisatawan disarankan menggunakan pakaian sopan. Di bagian pintu masuk juga disediakan kain panjang untuk para wisatawan.

"Mereka yang menggunakan celana pendek akan diminta untuk menggunakan kain panjang yang sudah disediakan. Atau bisa menggunakan kain untuk ikat pinggang,"" jelas Kadek, pemandu wisata kepada Kompas.com.

Untuk perempuan yang sedang menstruasi juga dilarang masuk ke wilayah bagian dalam pura. Mereka yang berwisata di kawasan Pura Uluwatu bisa menyusuri jalan dan menikmati pemandangan tebing batu yang indah.

Ada juga hutan kecil yang disebut alas kekeran dengan ratusan monyet yang tinggal di dalamnya.

"Tidak jarang monyet-monyet tersebut keluar dari hutan dan berinteraksi dengan para wisatawan. Jadi kami selalu mengingatkan wisatawan agar menyimpan barang-barangnya seperti kacamata,handphone atau dompet agar tidak diambil oleh monyet. Serta dilarang keras memberi makan monyet liar," kata Kadek.

Raja Salman dan rombongannya akan berlibur di Bali tanggal 4-9 Maret 2017 dan menginap di kawasan Nusa Dua Bali salah satunya adalah di Hotel St Regis Bali. Disebut-sebut, Raja Salman akan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana, kawasan Puri Uluwatu dan Puri Ubud Gianya Bali. 

Baca: Garuda Wisnu Kencana, Kawasan Bukit Kapur yang Dilirik Raja Salman

Kompas TV Pertemuan tokoh Islam dengan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abul Azis Al-Saud, diharapkan dapat menciptakan islam moderat untuk kedamaian di dunia. Selain misi perdamaian, juga disepakati kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan. Lawatan Raja Salman ke Indonesia diharapkan dapat mendorong tampilnya Islam yang moderat dalam menjaga perdamaian dunia. Hal ini tampak ketika Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulazis Al-Saud berdiskusi dengan puluhan tokoh Islam di Istana Negara. Lebih dari 30 ulama hadir dalam pertemuan, mereka adalah perwakilan dari sejumlah pondok pesanteran dan oraganisasi Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com