Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Proses Penyajian Makanan untuk Raja Salman

Kompas.com - 02/03/2017, 11:24 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Tidak mudah menyajikan makanan untuk tamu kenegaraan. Banyak hal yang harus disiapkan mulai pemilihan bahan-bahan makanan berkualitas hingga makanan yang disajikan harus lolos test food.

Bahkan, sampel makanan yang disajikan kepada tamu kenegaraan harus disimpan di lemari pendingin hingga tiga bulan.

Komang Adi Arsana, ketua Indonesia Chef Association Bali saat di temui Kompas.com, Rabu (1/3/2017), menjelaskan, ada standar khusus yang harus diterapkan saat memasak menu untuk tamu kenegaraan, mulai dari keamanan bahan makanan utama hingga alat-alat yang digunakan harus steril.

"Contohnya adalah bahan utama makanan harus jelas order dari mana, bagaimana menyimpannya benar atau tidak. Supliernya juga harus jelas. Tidak mudah memuaskan rasa lapar para tamu negara," jelas executive chef Sanur Paradise Plaza Hotel tersebut.

Baca juga: Ini Tempat Wisata di Bali yang Bakal Dikunjungi Raja Salman

Yang pertama kali dilakukan adalah menyusun menu spesial yang disajikan saat sarapan, makan siang, makan malam dan coffee break. Lalu menu permintaan tamu yang akan datang.

Menurut lelaki kelahiran 1970 tersebut, biasanya menu permintaan (request) adalah makanan khas Indonesia, khas Bali atau khas Sumatera.

"Yang perlu diperhatikan juga adalah apakah tamu tersebut alergi makanan tertentu atau tidak. Serta apa makanan boleh dan yang tidak boleh dimakan. Jika yang datang rombongan raja Salman, yang pasti makanannya harus halal. Itu tidak boleh ditawar-tawar lagi," jelas chef yang memiliki pengalaman 27 tahun di dunia kuliner.

Selain itu, chef yang memasak menu untuk tamu kenegaraan tidak boleh berbicara tentang menu favorit dari presiden ataupun tamu kenegaraan yang disajikan, apakah senang pedas, asin atau manis, termasuk tidak boleh menyebutkan bahan yang digunakan saat memasak.

"Contoh menyebutkan kecap ini atau saos ini. Dilarang keras," ujar chef yang pernah memasak untuk mantan Presiden Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono serta Presiden Joko Widodo tersebut.

Sebelum tersaji, pihak keamanan akan memeriksa bahan makanan, proses saat memasak serta setelah makanan sudah matang. Saat memasak, semua yang terlibat di dapur harus menggunakan masker dan tutup kepala serta harus dalam keadaan sehat. Jika ada sakit seperti batuk maka personel akan segera diganti.

Jika tamu kenegaraan membawa juru masak pribadi, maka akan ada pertemuan antara juru masak tersebut dengan chef untuk membicarakan menu makanan yang akan disajikan.

"Setelah makanan sudah lolos test food baru disajikan di meja. Tapi harus diambil sampelnya. Untuk jaga-jaga jika dibutuhkan test lab," jelasnya.

Mereka yang menyajikan makanan dari dapur ke meja saji pun harus dalam keadaan sehat. Mereka dilarang menggunakan jam tangan, cincin dan juga pewarna kuku.

"Harus benar-benar clear. Di bagian tangan tidak boleh ada asesoris," tambahnya.

Chef Adi juga berharap tidak ada masalah yang berarti dengan makanan yang disajikan kepada Raja Salman dan rombongan yang datang berlibur ke Bali. Karena, menurutnya, tempat yang dipilih Raja Salman untuk berlibur adalah sebuah representasi dari negara.

"Harapannya ya semua berjalan dengan lancar. Chef yang bertugas juga menunjukkan kompetensinya karena ini bukan lagi bicara tentang hotel yang bersangkutan tapi bicara tentang negara. Saya pernah tiga hari tidak tidur saat menyiapkan kedatangan salah satu presiden dari luar negeri di Bali beberapa waktu yang lalu," pungkas Chef Adi sambil tersenyum.

Kompas TV 380 mobil mewah berbagai jenis akan digunakan untuk rombongan Raja Salman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com