Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Jebol, Puluhan Rumah Warga Mamuju Utara Terisolisasi Banjir

Kompas.com - 25/02/2017, 22:28 WIB
Junaedi

Penulis

MAMUJU UTARA, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Mamuju Utara, Sulawesi Barat sejak empat hari terakhir menyebabkan tanggul penahan banjir di sungai Pasangkayu jebol, Jumat (25/2/2017).

Akibatnya, puluhan rumah warga, terutama di dusun Sinar Wajo, desa Karya Bersama, kecamatan Pasangkayu terisolasi banjir hingga mencapai lebih dari 1,5 meter.

Warga pun tak bisa bepergian ke luar dusun meski hanya untuk membeli bahan kebutuhan hidup sehari-hari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamuju Utara dan Dinas Sosial Kabupaten Mamuju Utara, Sabtu siang terjun langsung ke lokasi banjiir untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terendam air.

Dengan menggunakan perahu karet, tim SAR mendatangi rumah-rumah warga yang terisolasi dan mengajak pemilik rumah mengungsi.

Dikhawatirkan ketinggian banjir masih akan bertambah, menyusul curah hujan yang tinggi masih terus berlangsung di lokasi. Petugas khawatir hujan deras yang masih berlangsung hingga sore tadi membahayakan keselamatan warga.

Namun, ajakan petugas tak semuanya ditanggapi warga. Sejumlah pemilik rumah yang sudah dua hari terisolasi banjir menolak dievakuasi petugas. Alasannya, mereka khawatir kehilangan harta benda mereka jika rumahnya dikosongkan.

"Saya tetap bertahan di rumah saja. Khawatir nanti barang-barang hilang, terus ada juga ternak terancam mati kalau ditinggalkan," ujar Andriani, salah satu warga.

Sejumlah warga lain beralasan enggan mengungsi karena tak punya tempat lain. Umumnya warga memilih bertahan dan berharap ketinggian banjir akan segera surut, sehingga mereka bisa memulai aktivitas mereka sehari-hari seperti biasa.

Meski harus melawan arus luapan sungai yang cukup deras tim SAR terus menyusuri kompleks perumahan warga, demi memastikan mereka mendapatkan suplai makanan yang dibutuhkan.

Meski terendam banjir, namun warga tetap menyekolahkan anaknya seperti biasa. Ini tetap dilakukan agar mereka siap menghadapi Ujian Nasional.

Demi keselamatan anak mereka, warga terpaksa mengawal hingga ke sekolah. Sulaeman mislanya, sudah dua hari terakhir harus mengawal anaknya menerobos banjir saat akan berangkat dan pulang sekolah.

"Saya terpaksa antar anak karena khawatir terseret banjir. Mereka tak bisa libur karena waktu persiapan ujian makin dekat," ujar Sulaiman.

Kompas TV Sedikitnya 50 hektar tanaman padi siap panen di Jembrana Bali, rusak parah akibat diterjang banjir. Selain merusak tanaman padi, banjir juga membawa material pasir dan bebatuan, hingga menutupi saluran irigasi. Banjir sempat menggenagi 145 hektar tanaman padi di Jembrana, Bali. Sedikitnya 50 hektar tananam padi rusak parah. Banjir juga menyisahkan material pasir dan bebatuan yang menutupi saluran irigasi. Akibatnya, 145 hektar tanaman padi di kawasan ini terancam kekurangan air. Para petani dibantu TNI membersihkan material yang menutupi saluran irigasi. Mereka berharap pemerintah mengirim bantuan alat berat untuk memudahkan pembersihan saluran irigasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com