Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curah Hujan Tinggi, Warga Diminta Waspadai Longsor dan Banjir

Kompas.com - 12/02/2017, 18:07 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Hujan yang terus mengguyur wilayah Bogor sejak Minggu (12/2/2017) pagi, membuat ketinggian air di Bendung Katulampa naik menjadi 100 sentimeter atau siaga III.

Kepala Jaga Bendung Katulampa Andi Sudirman mengatakan, kenaikan debit air tersebut terjadi secara bertahap pada pukul 14.10 WIB dan masih bertahan hingga sekarang.

"Ketinggian air mulai mengalami kenaikan mulai pukul 13.00 WIB di titik 90 (siaga IV) dan kembali naik pukul 14.10 WIB menjadi 100 sentimeter atau siaga III," ujar Andi.

(Baca juga: Katulampa Siaga III, Warga di Wilayah Aliran Ciliwung Diminta Waspada)

Ia menambahkan, ada sekitar 161.000 liter air per detik debit air Sungai Ciliwung yang mengalir di Bendung Katulampa menuju Ibu Kota Jakarta.

Andi pun mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung untuk berhati-hati mengingat curah hujan di kawasan Bogor masih tinggi.

"Sekarang cuaca masih mendung. Kita akan terus koordinasi dengan pihan BMKG Dramaga dan pintu air lainnya untuk memantau ketinggian debit air," kata Andi.

Sementara itu, pihak Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor memprakirakan, curah hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi cukup lama, mungkin terjadi di wilayah Bogor dan sekitarnya hingga akhir Februari 2017.

“Saat ini, wilayah Bogor sudah memasuki musim hujan. Curah hujan tinggi (di atas 50 milimeter) dan durasi di atas tiga jam,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Dedi Sucahyono.

Dedi mengatakan, cuaca yang ekstrem ini dipicu proses pertumbuhan awan hujan di laut sekitar Jabodetabek.

Suhu muka laut di sekitar Indonesia masih hangat sehingga suplai uap air untuk awan-awan hujan cukup potensial.

"Awan yang terbentuk pada masa transisi adalah awan hujan konvektif yang berpotensi petir, hujan lebat sehingga kondisi cuaca sangat ekstrem seperti yang terjadi saat ini," kata Dedi.

(Baca juga: Waspadai Curah Hujan Tinggi hingga Akhir Oktober)

Ia menambahkan, pada situasi seperti ini, masyarakat yang tinggal di perbukitan atau dataran tinggi agar mewaspadai tanah longsor.

Sementara itu, masyarakat yang tinggal di wilayah dataran, terutama di sepanjang aliran sungai (DAS), diminta mewaspadai bencana banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com