Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petani Garam Tanpa Gudang Garam

Kompas.com - 01/02/2017, 20:35 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Petani garam di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jateng berharap ada gudang penyimpanan garam untuk hasil produksi garam mereka. Meski sejumlah petani memiliki gudang penyimpanan garam sendiri, namun gudang gudang garam tersebut masih tradisional dan kurang representatif karena tidak bisa menampung produksi garam mereka dalam jumlah banyak.

Busri ( 50 ) petani garam Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung Demak, saat ditemui Kompas.com, Rabu ( 1/2/2017) mengatakan, petani garam di daerahnya sangat membutuhkan gudang garam modern yang mampu menampung produksi garam rakyat hingga ribuan ton.

"Kalau ada gudang garam, petani garam tidak perlu pusing menjual hasil produksinya. Dan juga harga garam bisa stabil," kata Busri.

Selain untuk menampung produksi petani garam Desa Kedungmutih, gudang tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk menampung produksi petani garam yang ada di Kecamatan Wedung yang merupakan sentra penghasil garam rakyat, seperti Desa Babalan, Menco, Tedunan, Kedungkarang, Kendalasem dan Mutih Kulon.

"Kabarnya di Demak akan dibangun gudang penyimpanan garam, tapi tidak tahu pastinya, Mas," tambah Busri yang juga punya usaha sampingan sebagai pengepul garam.

Menurut Busri, saat ini petani garam bisa sedikit bernafas lega. Setelah sekian lama harga garam anjlok, kini mereka bisa menikmati harga jual garam yang naik dua kali lipat. Harga garam per kiintal kini mencapai Rp 100.000. Sebelumnya harga garam di kisaran Rp 50.000 per kuintal.

"Harga garam sekarang bagus. Kalau dulu harga garam murah, bahkan pernah anjlok hanya dihargai Rp 25.000 - Rp 30.000 per kuintal, terutama saat panen raya, " ucapnya.

Musim produksi garam, sambung Busri, hanya 4 - 5 bulan saja. Di musim kemarau , setiap satu hektar tambak menghasilkan 60 -70 ton garam. Namun ketika musim hujan, produksinya hanya mencapai 20 ton saja.

" Kalau disini ( Desa Kedungmutih) ada gudang garam , malah bagus. Itu yang diharapkan oleh para petani garam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com