Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Antraks, Pemkab Magelang Perketat Surat Kesehatan Hewan Ternak

Kompas.com - 26/01/2017, 17:20 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan memperketat kepemilikan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) ternak yang hendak dijual di wilayah ini.

Utamanya, hewan ternak seperti sapi, domba, dan kambing yang berasal dari daerah endemi antraks, yakni Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dan Kulon Progo, DIY.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peterikan Kabupaten Magelang, drh John Manglapy, hal tersebut sebagai upaya antisipasi penyebaran penyakit antraks di wilayah Kabupaten Magelang meskipun lalu lintas penjualan hewan ternak di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Untuk mengantisipasi peredaran sapi, kambing, dan domba yang sakit dari luar daerah maka kami akan perketat SKKH hewan, terutama terkait asal-usul hewan tersebut,” tandasnya.

Baca juga: Tim Kementan Musnahkan Ternak yang Terjangkit Antraks di DIY

Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir, masyarakat dihebohkan dengan penyakit antraks yang sudah menyerang manusia di daerah di Kulon Progo, DIY. Pihaknya pun secepatnya melakukan sosialisasi tentang penyakit yang biasa menyerang hewan ternak ini kepada masyarakat.

"Kami akan segera melakukan sosialisasi soal antraks ini, antara lain ke rumah-rumah potong hewan (RPH) dan sejumlah pasar hewan," tandasnya.

John menambahkan, sosialisasi di pasar hewan tidak hanya menyasar pembeli, tetapi juga penjual hewan ternak. Menurut dia, hewan ternah yang diperjualbelikan harus dalam kondisi sehat.

Salah seorang peternak sapi, Nur Waluyo, asal Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, mengapresiasi langkah pemerintah daerah yang segera merespons isu penyebaran antraks.

Menurut Nur, meski penyebaran terjadi di luar daerah Kabupaten Magelang, tetapi masyarakat di wilayah ini juga perlu waspada.

"Penyebaran penyakit antraks dari daerah endemis, tetap perlu diwaspadai. Apalagi, para pedagang sapi dan kambing di wilayah ini (Magelang) kurang mengetahui soal antraks tersebut. Baik itu soal ciri-ciri maupun langkah antisipasinya,” kata Nur.

Nur berujar, kebanyakan pedagang sapi saat ini pengetahuannya masih minim tentang penyakit berbahaya itu. Sebagian pedagang tidak peduli apakah hewan ternak yang dijualnya sakit atau sehat.

“Kebanyakan pedagang itu mau menjualkan sapi atau kambing yang sakit karena murah. Mereka hanya memikirkan bagaimana mendapatkan untung, tanpa berpikir dampak ke depannya,” ungkapnya.

Kompas TV Khawatir Antraks, Bupati Ini "Ogah" Sapi dari Yogyakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com