Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Antraks, Peternak Perlu Kenali Gejala-gejala Ini...

Kompas.com - 21/01/2017, 19:05 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN, KOMPAS.com — Pemilik ternak perlu mewaspadai jika hewan demam tinggi dan membentur-benturkan kepala, apalagi ketika hewan ternak mati dengan tanda-tanda keluar darah hitam dari seluruh lubang pada tubuh. Sebab, tanda-tanda itu adalah gejala terinfeksi antraks.

"Kita semua tahu, antraks itu penyebabnya bakteri. Nah, bakterinya itu menyebabkan penyakit pada hewan dan kadang-kadang menular ke manusia. Tetapi, bukan dari manusia ke manusia," ujar drh Heru Susetya MP PhD, Ketua Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam jumpa pers, Sabtu (20/1/2017).

Heru mengungkapkan, biasanya hewan yang terserang antraks adalah herbivora, seperti kambing, domba, sapi, dan kuda. Bahkan, antraks juga bisa menyerang gajah.

"Biasanya, dia menyerang hewan-hewan herbivora. Kuda bisa, gajah juga bisa," ucap Heru.

Menurut dia, di dalam kedokteran hewan, antraks sudah masuk dalam penyakit hewan strategis atau harus diperhatikan. Penyakit antraks juga menjadi prioritas dari pemerintah.

"Di dalam ketentuannya sudah ditetapkan, setiap hewan yang menunjukkan gejala atau terkena antraks tidak boleh dibedah bangkai, apalagi dikonsumsi. Itu kata kuncinya yang perlu diperhatikan," ujar Heru.

Ia memaparkan, antraks pada hewan ternak ditandai dengan adanya beberapa gejala. Pertama, ternak mengalami demam tinggi. Kedua, kepala dibentur-benturkan atau diputar-putar. Ketiga, hewan merasakan sakit luar biasa di bagian pinggang.

"Dalam waktu 10 sampai 36 jam, hewan akan mati dengan tanda-tanda keluar darah hitam di seluruh lubang tubuh," katanya.

Heru mengimbau agar ketika masyarakat maupun pemilik ternak menemukan tanda-tanda tersebut, segera melapor ke Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan). Masyarakat juga jangan menyembelih dan mengonsumsi daging dari hewan dengan gejala-gejala tersebut.

"Kalau melihat tanda-tanda itu segera melapor ke Poskeswan yang ada di kecamatan. Jangan disembelih dan dikonsumsi," kata Heru.

Jika hewan yang terinfeksi antraks itu dibedah bangkai atau disembelih, bakterinya akan kontak dengan udara dan membentuk spora. Namun, jika tidak sempat kontak dengan udara, itu akan tetap berada di dalam tubuhnya sebagai sel vegatatif.

"Kalau tidak sampai kontak dengan udara, maka akan tetap ada di tubuhnya sebagai sel vegetatif. Bakteri akan mati ikut dalam pembusukan," ujar Heru.

Kompas TV Petugas Terus Antisipasi Penyebaran Antraks
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com