Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tahun Buron, Otak Pembunuhan Seorang Bidan Menyerahkan Diri

Kompas.com - 05/01/2017, 19:25 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Setelah dua tahun menjadi buronan, Bunga Hati Idawati br Pasaribu alias Elsaria Idawati br Pasaribu (60), otak pelaku pembunuhan bidan Nurmala Dewi br Tinambunan (30) akhirnya menyerahkan diri ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sesuai putusan Mahkaman Agung (MA), Idawati harus menjalani hukuman 16 tahun penjara.

"Yang bersangkutan menyerahkan diri didampingi keluarganya," kata Kajari Deli Serdang Asep Maryono saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (5/1/2017).

Asep menyebutkan, sehari sebelumnya, Idawati menghubungi dan menyatakan ingin menyerahkan diri. Meski tidak yakin, Asep meminta Idawati datang.

Setelah menyerahkan diri, Idawati langsung dikirim ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Pancur Batu.

Idawati merupakan pengusaha ekspedisi di Batam. Dirinya cukup terkenal di kawasan pelabuhan Batam. Tetapi kini dia harus menjalani masa hukumannya sesuai putusan MA Nomor 502 K /Pid/2014 tanggal 14 Juli 2014.

Majelis hakim kasasi diketuai Artijo Alkostar memvonisnya 16 tahun penjara karena terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap bidan Dewi. Vonis kasasi ini menganulir putusan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Pakam yang menyatakan Idawati tidak bersalah.

Putusan pengadilan tingkat pertama itu membuat Idawati melenggang bebas padahal tim Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan telah bersusah payah menangkapnya.

MA menyatakan Idawati terbukti bersalah namun tidak langsung dieksekusi sehingga Idawati tetap bebas dan hidup di kapal di sekitar pulau Batam. Dalam pelariannya, perempuan sepuh ini mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK).

"Upaya PK tidak menghalangi proses eksekusi," ujar Asep.

Sebelumnya diberitakan, Idawati menjadi otak pelaku terbunuhnya bidan Dewi. Korban yang sehari-hari berdinas di Puskesmas Teladan Medan itu tewas setelah ditembak Rizki Darma Putra alias Gope (23) warga Gunung Sari, Kuranji, Padang, Sumatera Barat.

Pembunuhan terjadi di dekat rumah korban di Jalan Pertahanan Gang Indah, Patumbak, Deli Serdang, pada Kamis (7/2/2013).

Penembakan merupakan upaya pembunuhan ketiga yang dilakukan terhadap korban. Sebelumnya, bidan Dewi sempat coba dihabisi dengan menggunakan senjata tajam namun gagal. Pada kesempatan ketiga ini, Gope menembak Dewi dengan senjata jenis FN.

Setelah melalui proses penyelidikan yang panjang, delapan tersangka ditangkap. Selain Idawati, polisi menangkap Rini Dharmawati alias Cici (40), Julius alias Yus (40), Bripka Gunita Bakhtiar (32), Bripda Aulia Pratama Zulfadlil (22), Rizki Darma Putra Gope (23), Ashari alias Ari (18), Iin Dayana (26).

Bripka Gunita Bakhtiar dan Bripda Aulia Pratama Zulfadlil adalah personel Polda Sumatera Barat. Sedang IIn Dayana merupakan mantan Polwan di Polda Sumut. Pembunuhan terhadap korban bermotif cemburu dan dendam akibat cinta segitiga.

Idawati sakit hati karena kekasihnya Berton Silaban menjalin cinta dengan korban. Dia lalu merencanakan aksi untuk menghabisi nyawa korban dengan menyewa pembunuh bayaran. Idawati memberikan uang Rp 300 juta kepada Rini untuk mengatur semuanya. Sang eksekutor, Gope mengaku mendapat bagian Rp 20 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com