Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pantura: Selamat Datang di Wisata "Jeglongan Sewu"

Kompas.com - 04/01/2017, 13:12 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Kabupaten Gresik, Jawa Timur, diam-diam punya lokasi obyek wisata" baru bernama "Jeglongan Sewu". Namun lokasi tersebut tidak menjual keindahan alam seperti obyek wisata pada umumnya.

Sebutan obyek wisata justru merupakan sindiran untuk menyebut jalan nasional yang rusak dan banyak berlubang di wilayah desa Betoyo, Kecamatan Manyar.

"Jeglongan" dalam bahasa Jawa memiliki arti cekungan atau lubang jalan. "Sewu" berarti seribu untuk menggambarkan banyaknya jalan berlubang di kawasan tersebut.

"Jeglongan Sewu" mirip nama obyek wisata di Semarang, Jawa Tengah yakni Lawang Sewu, atau bangunan tua yang memiliki banyak pintu.

Sebutan Jeglongan Sewu beberapa hari terakhir ramai dibicarakan di media sosial sebagai apresiasi kekesalan pengguna jalan yang melintas si kawasan tersebut. Foto di media sosial bahkan menunjukkan tulisan "Selamat datang di wisata Jeglongan Sewu" yang dipasang warga di jalan yang membentang di kawasan pantai utara tersebut.

Warga yang kesal juga sempat protes dengan memindah pipa gas PT PGN ke tengah jalan, agar pengguna jalan semakin tidak bisa melewati akses jalan pantura yang dibangun sejak zaman Belanda itu. 

Kondisi jalan tersebut juga mengakibatkan kemacetan hingga beberapa kilometer beberapa hari terakhir.

Pemerintah kabupaten Gresik dan Pemprov Jawa Timur tidak bisa berbuat banyak, karena jalan tersebut berstatus jalan nasional yang perawatannya dibiayai oleh APBN.

Kepala Badan Pemeliharaan Jalan Nasional (BPJN) V, Ketut Darmawahana, mengakui jalan di pantura itu memang memiliki kualitas jalan yang tidak sesuai dengan beban kendaraan yang biasa melewati jalan tersebut. Apalagi jalan tersebut setiap harinya dilewati truk-truk yang mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur di sekitarnya yang memiliki beban di atas 10 ton.

"Air hujan juga ikut menyumbang kerusakan jalan di wilayah tersebut," katanya, dikonfirmasi, Rabu (4/1/2017).

Struktur kontruksi jalan di ruas jalan nasional Gresik-Sadang-Tuban sepanjang 86 kilometer lebih itu kata Ketut masuk kategori fleksibel dengan beban maksimal hanya 10 ton.

"Perawatannya hanya tambal sulam. Yang lubang ditambal," jelasnya.

Dari 86 kilometer panjang ruas jalan, 10 kilometer diantaranya rusak berat. Kondisi aspal di jalan tersebut mengelupas dan menimbulkan lubang berbahaya yang cukup menganggu pengguna jalan. Perawatan tersebut kata Ketut karena anggaran yang disediakan APBN sangat terbatas.

"Kita inginnya juga dibeton, tapi anggarannya kita tidak punya," ucapnya.

Tahun ini, kata dia APBN menyediakan anggaran totak Rp 1,3 Triliun untuk BPJN V. Dana itu tidak hanya untuk jalan nasional di kawasan pantura, namun untuk seluruh jalan nasional di Jawa Timur sepanjang 2.361 kilometer.

Khusus untuk perawatan di ruas Gresik - Sadang - Tuban, dalam rencana kerja disediakan Rp 40 miliar. Itupun kata Ketut maksimal akan dikerjakan pada pertengahan Januari nanti, karena saat ini sedang diproses lelang pekerjaan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com