Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bima, Warga Terpaksa Mandi dan Mencuci dengan Air Selokan

Kompas.com - 26/12/2016, 10:19 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com — Pasca-dilanda banjir, warga Kota Bima kesulitan air bersih. Warga pun terpaksa menggunakan air selokan untuk kebutuhan sehari-hari.

Janah, warga Kelurahan Sarae, Kecamatan Rasanae Barat, mengaku, ia dan warga lainnya kesulitan mendapatkan air bersih menyusul listrik padam akibat banjir yang merendam rumah mereka.

"Listrik padam dari kemarin, makanya kita kesulitan dapat air bersih. Begitu juga sumur air, sudah dipenuhi lumpur. Sementara itu, mesin pompa air tidak bisa difungsikan," kata korban bencana tersebut.

Bencana banjir yang menerjang 5 kecamatan di daerah itu membuat warga terpaksa menggunakan air selokan untuk kebutuhan mandi dan mencuci pakaian serta perabotan rumah tangga.

Selain untuk kebutuhan mandi dan mencuci, air sisa banjir bercampur lumpur yang mengalir di depan rumah cenderung digunakan warga untuk membersihkan tempat tinggal mereka.

"Ya mau gimana lagi, daripada enggak ada, terpaksa kami pakai air got," tuturnya.

Sementara itu, untuk kebutuhan memasak dan minum, mereka menggunakan air hujan yang ditampung saat mengungsi. Adapun persediaan air bersih dari pemerintah untuk korban banjir belum sampai kepada warga.

"Kami juga harus cari air di kampung-kampung yang tidak kena banjir karena stok air yang ditampung kemarin sudah habis, apalagi tidak ada persediaan air bersih dari pemerintah," ujarnya.

Hal serupa juga dialami Aminah, warga Kelurahan Dara. Ia menggunakan air limbah banjir yang sudah keruh dan berbau untuk mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga.

Ia dan warga sekitar tidak peduli bahwa menggunakan air kotor itu bisa menimbulkan penyakit. Warga tak ada pilihan lain kecuali memanfaatkan air keruh bercampur lumpur karena kesulitan mendapat air pasca-banjir.

"Kalau menunggu bantuan dari pemerintah, sampai kapan? Padahal sudah 6 hari kami di ambang kesulitan," kata Aminah.

Selain membutuhkan persediaan air bersih, warga meminta jaringan listrik yang sudah lama padam segera diaktifkan kembali.

"Hampir seminggu kami hidup tanpa jaringan listrik. Kami kesulitan air bersih semenjak listrik mati. Rumah-rumah warga juga belum bisa dibersihkan," tutur Aminah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com