Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indahnya Toleransi di Kampus-kampus Yogyakarta

Kompas.com - 23/12/2016, 05:53 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kampus, selain tempat belajar mahasiswa, juga merupakan miniatur Indonesia dengan bangsa dari berbagai latar belakang suku, agama, ras dan antargolongan.

Perbedaan yang ada di lingkungan kampus bukan menjadi penghalang untuk menimba ilmu, namun justru menjadi warna yang indah dalam bingkai toleransi.

Dari lingkungan kampus inilah, tangan yang selama ini tidak saling "mengenal" justru saling bergandengan, membantu dan memberikan dukungan satu sama lain demi meraih masa depan yang gemilang.

Canda dan tawa dalam menjalani aktivitas di lingkungan kampus menjadikan ikatan pertemanan, persahabatan dan bahkan persaudaraan.

Situasi itulah yang dirasakan oleh Raras Ruming Melathi (20), seorang muslimah asal Magelang, Jawa Tengah, yang saat ini masih menjadi mahasiswa aktif Pendidikan Sejarah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

"Saya masuk angkatan 2014. Di sini (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), teman, dosen, sampai karyawan dari berbagai daerah dan agama, tetapi kita tidak melihat perbedaan itu," ucapnya saat ditemui Kompas.com, Rabu (21/22/2016).

Selama kuliah di universitas yang dimiliki yayasan Katolik ini, Raras tidak pernah mendapat perlakukan yang berbeda. Selama kuliah di USD, tidak ada istilah mayoritas dan minoritas. Ia justru mendapat pelajaran cara memanusiakan manusia.

"Toleransinya menurut saya tinggi banget. Tidak ada mayoritas dan minoritas, tetapi intinya bagaimana memanusiakan manusia," ucapnya.

Raras menceritakan, misalnya, saat bulan puasa, teman-temanya yang nonmuslim selalu menghormati dengan tidak makan atau minum di depannya. Bahkan, beberapa temanya nonmuslim sampai ikut berpuasa.

"Mereka selalu bilang minta maaf kalau mau makan dan jauh-jauh, saya justru yang jadi tidak enak, orang saya tidak masalah. Teman-teman dekat saya juga ada yang ikut puasa," bebernya.

Saling mengingatkan

Pihak kampus, lanjutnya, juga memberikan waktu seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya. Misalnya, saat waktu salat zuhur, meski sedang kuliah, mahasiswa yang beragama Islam diperbolehkan meninggalkan kelas untuk menjalankan ibadahnya.

Bahkan, kalau hari Jumat, justru dosen sering mengingatkan para mahasiswa yang beragama Islam agar berangkat shalat jumat.

"Kalau waktu kuliah, mau shalat dosen mempersilakan. Justru dosen mengingatkan teman-teman di kelas agar berangkat shalat Jumat," tandasnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com