Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-Gempa, Aktivitas di Pasar Meureudu Pidie Jaya Mulai Menggeliat

Kompas.com - 10/12/2016, 15:23 WIB
Daspriani Y Zamzami

Penulis

PIDIE JAYA, KOMPAS.com – Matahari belum tinggi, namun aktivitas mulai terlihat di antara reruntuhan bangunan ruko di pasar Muereudu yang luluh lantak digoyang gempa 6,5 Skala Richter Rabu (7/12/2016) lalu. Meski baru beberapa los kedai pasar tradisional yang sudah menjajakan dagangannya.

Ada yang berjualan pisang, ada yang berjualan bumbu dapur, dan ada berjualan barang-barang kebutuhan dapur.

Seorang di antara pedagang yang memulai aktivitas berjualannya dalah Idrus (42).  Di kedai dengan kontruksi setengah kayu, dia berjualan aneka kebutuhan dapur, seperti bawang merah, kentang dan kol serta ikan asin. Beberapa kerusakan terlihat di kedainya.

“Iya, ini retak karena gempa, tapi alhamdulillah tidak runtuh seperti toko yang lain,” ujar Idrus, Sabtu (10/12/2016).

Idrus dan beberapa pedagang lainnya memang memutuskan untuk kembali berjualan di pasar. Alasannya, mereka harus memenuhi kebutuhan warga yang berbelanja di pasar.

“Kalau kemarin kami masih bersih-bersih dan menyusun barang dulu. Baru hari ini saya bisa jualan walaupun belum terasa normal, karena pasar belum bersih dari puing dan reruntuhan,” ujar Idrus.

Selama ini, Idrus memang tidak menggunakan kedainya sebagai tempat tinggal, sebagaimana banyak korban gempa yang tertimpa bangunan ruko di pasar. Selesai berjualan, ia kembali ke rumahnya di Gampong Meunasah Balek.

Dia berharap pemrintah membantu para pedagang memberi modal, untuk memperbaiki kedai dan mengganti barang dagangan yang rusak.

Hal senada juga diungkapkan seorang pedagang lainnya Darwis (65). Menurut dia, perdagangan adalah denyut nadi masyarakat di ibu kota Kecamatan Mereudu.

“Setengah warga di sini berprofesi sebagai pedagang, jadi otomatis jika perdagangan dan pasar mati, maka kota ini juga akan mati,” ujarnya.

Pasca0gempa menurut Darwis, pemerintah hendaknya bisa meluncurkan program bantuan modal bagi pedagang, petani, dan nelayan.

“Sistem kredit lunak yang mudah didapat, sebaiknya diberikan kepada warga pasca-gempa, sehingga warga memiliki modal lagi untuk membangun usahanya kembali,” sebutnya.

Sementara Ambiya Jamil, seorang pedagang toko obat mengakui dirinya masih was-was berada di dalam ruko karena masih seringnya gempa susulan.

“Tapi kita harus buka toko dan kembali berusaha, enggak bisa juga diam terus menerus," ucapnya.

"Ini kami baru membereskan obat-obatan yang berantakan dan berserakan karena jatuh, dan meski belum pulih sempurna kita sudah jualan kembali, karena pasti warga banyak membutuhkan stok obat-obatan untuk saat ini,” tambah dia.

Di Kabupaten PIdie Jaya, terdapat 103 unit ruko yang roboh hingga rata dengan tanah, 31 unit rusak berat, 3 unit rusak sedang, dan 15 unit rusak ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com