Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Desak Kementerian Agraria Percepat Penyelesaian Puluhan Juta Sertifikat Tanah

Kompas.com - 05/12/2016, 19:48 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan, masih ada 120 juta bidang tanah yang belum bersertifikat di negeri ini.

Presiden mengatakan, hal ini merupakan buah dari kinerja pemerintahan sebelumnya.

Selama 71 tahun perjalanan RI, baru 46 juta bidang tanah saja yang sudah memiliki sertifikat. Itu berarti, lebih dari 60 persen lagi dalam proses penyelesaian yang begitu lamban.

Presiden pun mendesak Kementerian Agraria dan Tata Ruang maupun Badan Pertanahan Nasional lebih gencar menyelesaikan tanah-tanah yang belum bersertifikat ini.

“Sehingga sudah saya perintahkan kepada Pak Menteri Agraria dan Tata Ruang, BPN selesaikan secepat-cepatnya,” kata Jokowi dalam acara penyerahan sertifikat tanah program strategis di BSCC Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (5/11/2016).

Presiden menargetkan 21 juta bidang tanah sudah bersertifikat pada akhir masa jabatannya.

“Biasanya 500.000 sertifikat satu tahun. Saya minta tahun depan minimal 5 juta sertifikat selesai. Tahun depannya 7 juta. Kanwil dan kantor pertanahan harus kerja siang malam,” kata Jokowi.

Pemerintah tentu menyadari akan kendala yang dihadapi badan pertanahan. Namun presiden meminta para pejabatnya berpikir cerdas dalam mengatasi persoalan ini.

Misalnya, kekurangan tenaga juru ukur bisa dengan merekrut orang dan diuji kompetensinya, tidak perlu mengandalkan sepenuhnya pegawai negeri sipil yang jumlahnya terbatas.

“Tidak usah pakai PNS (bila kurang personel). Pakai uji kompetesnsi saja, langsung jadikan juru ukur. Kalau tidak, tidak akan selesai masalah ini. Hal seperti ini yang akan kita kejar terus dan mulai tahun depan,” kata Jokowi.

“Dan, tahun depan saya enggak mau seperti sekarang, baginya 1.000-2.000 (sertifikat). Saya maunya baginya 20.000-40.000 ke setiap kota dan kabupaten,” katanya.

Bersama dengan acara ini, presiden sekaligus menyerahkan 2.200 sertifikat tanah kepada warga Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil tampak hadir dalam acara penyerahan itu. Sofyan mengatakan, penyerahan sertifikat tanah tersebut merupakan bagian dari program strategis pemerintah pusat.

Tidak seluruh pemegang sertifikat hadir saat itu. Hampir 1.200 sertifikat saja yang dibagi, selebihnya diserahkan ke perwakilan.

Mereka yang hadir itu terdiri atas 500 orang dari Samarinda, 300 dari Balikpapan, 275 dari Kutai Kertanegara, Penajam Paser Utara 367 orang, Kutai Timur 65 orang, Kutai Barat 20 orang dan Kota Bontang 40 orang.

Sedangkan dari Bulungan 1 orang, Berau 1 orang, Malinau 1 orang, Nunukan 1 orang dan Kota Tarakan 1 orang.

“Tahun depan untuk penyerahan sertifikat tanah lagi di Kaltim dan Kaltara dobel,” kata Sofyan.

Ia menambahkan, baru sekitar 40 persen tanah yang bersertifikkat di luar kawasan hutan di Kaltim dan Kaltara, hingga kini. Kendalanya, karena banyak tanah masyarakat yang masuk kawasan hutan.

Persoalan sama juga dihadapi daerah lain, termasuk Kalimantan Barat dan Riau. Pemerintah terus mencoba menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com