Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helikopter TNI Hilang, Pangdam Mulawarman Langsung ke Tarakan

Kompas.com - 25/11/2016, 21:41 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing langsung terbang ke Kota Tarakan, Kalimantan Utara, sehari setelah hilangnya helikopter TNI jenis Bell 412-EP di belantara Kalimantan.

Johny memantau langsung pencarian helikopter dari posko Tim SAR yang didirikan di Tarakan.

“Saya berangkat ke Tarakan. Keterangan selengkapnya melalui Kapuspen TNI saja,” kata Johny lewat pesan singkatnya, Jumat (25/11/2016).

Helikopter TNI dengan registrasi HA-5166 merupakan pemberian Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur di 2013. TNI memakainya untuk mengirim ransum, logistik, dan perlengkapan anggota TNI penjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Provinsi Kaltim dan Kaltara.

Ditemui di kantornya, Kepala Penerangan Kodam VI Kolonel Infantri Subagiyo mengatakan, helikopter tersebut berjasa bagi 700 anggota TNI penjaga perbatasan dari 2 batalyon. Mereka menjaga 1.038 kilometer garis perbatasan itu dalam 37 pos.

“Berbeda-beda tiap pos. Ada yang 17 personel, ada yang 22 personel dalam satu pos,” kata Subagiyo.

Sebanyak 12 dari 37 pos itu tidak bisa dijangkau lewat jalan darat dan air. “Satu-satunya jalan hanya lewat udara. Sedikit helipad (tempat pendaratan), di antaranya Long Bawan dan Pos Bulan," kata Subagiyo.

“Setelah logistik diturunkan kemudian dibawa jalan kaki menuju pos yang tidak bisa dijangkau itu,” kata Subagiyo.

Karenanya, helikopter Bell ini begitu diandalkan. “Jadwal sudah ada dan dikendalikan melalui Dansatgas Lanud di Tarakan," kata Subagiyo.

Dalam tugas pengiriman logistik menuju Long Bawan pada Kamis (24/11/2016), helikopter ini hilang. Saat itu tiga pilot dan dua mekanik yang semuanya TNI sedang menumpang di dalamnya.

Tim SAR gabungan TNI, Polri, dan Basarnas segera menggelar pencarian setelah menentukan koordinat keberadaan helikopter pada titik 3 derajat 48 menit 54 detik Lintang Utara dan 116 derajat 3 menit 3,6 detik Bujur Timur. Hingga kini belum diketahui nasib helikopter, awak, maupun penumpangnya.

Lokasi diperkirakan berupa hutan lebat, jauh dari permukiman, terdapat gunung dan lembah dengan kemiringan ekstrem, dan tidak jauh dari perbatasan Indonesia dan Malaysia. Titik keberadaan helikopter diyakini berada di 176,33 km dari Bandara Juwata di Tarakan dan 40 km dari Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.

“Atau sekitar 45 km dari garis perbatasan dengan Serawak Malaysia,” kata Kepala Basarnas Balikpapan Mujiono.

Pencarian digelar dengan mengerahkan helikopter Super Puma dari Makassar, pesawat Cassa milik TNI AL dari Manado, dan CN 235, juga dibantu anggota TNI dari Batalyon Infanteri 613 Raja Alam di Tarakan dan Koramil setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com