Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Veteran di NTT Adukan Praktik Calo dan Pungli

Kompas.com - 23/11/2016, 07:22 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah veteran yang tergabung dalam Barisan Pembela Martabat, Kehormatan dan Hak Veteran RI (BPMKH-VRI) Provinsi Nusa Tenggara Timur mendesak pemerintah segera menghentikan praktik calo veteran oleh sejumlah oknum tak bertanggung jawab.

Desakan para veteran itu disampaikan saat mereka bertemu dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ibrahim Agustinus Medah, Selasa (23/11/2016).

Koordinator BPMKH-VRI Provinsi NTT Stevanus D Nahak mengatakan, pihaknya juga mendesak pemerintah untuk menertibkan veteran palsu serta pungutan liar dalam pengurusan calon veteran dan hak-hak veteran.

"Kami mendesak agar membatalkan semua keputusan gelar atau tanda kehormatan yang tercantum nama veteran asal Provinsi NTT yang diusulkan melalui calo veteran yang telah melanggar Permenhan Nomor 04 Tahun 2007 dan harus diaudit secara total berkas calon veteran mulai tahun 2001-2016," kata Stevanus.

Mereka juga meminta Kepala Polri untuk menyelidiki pemalsuan identitas dan pemerasan terhadap para veteran.

Pihaknya juga meminta Kapori untuk memeriksa mantan Kapolres Belu Raja Sinambela, Kasat Reskrim Polres Belu serta petugas penyidik dalam kasus pemalsuan identitas dan pemerasan atas nama Stefanus Atok Bau.

"Kami mendesak agar aparat kepolisian segera menangkap Stefanus Atok Bau dan calo-calo lain serta sita semua harta hasil kejahatan. Juga kami mendesak agar bongkar dan hentikan kegiatan di Kilometer 16 jurusan Atambua-Kupang serta proses pidana para pelakunya hingga tuntas," kata dia.

Menanggapi hal itu Ibrahim menyatakan bersedia memperjuangkan keluh kesah dan aspirasi veteran terkait pengelolaan nasib mereka.

Ibrahim menengarai ada oknum-oknum tertentu di lembaga resmi di tingkat pusat yang melindungi praktik percaloan tersebut.

"Kami mau memperjuangkannya bahwa yang pertama adalah praktik para calon ini dihentikan dan diproses secara hukum, karena meskipun ada instansi resmi yang mengurus tentang SK dan hak-hak para veteran, tetapi marak terjadi pemerasan oleh para calo," kata dia.

Ia mengatakan, meskipun ada anggota veteran tertolong dengan cepat oleh calo, tetapi ada banyak manipulasi dan pemerasan. Calo tersebut meminta bayaran bagi para veteran yang ingin mendapatkan surat keputusan anggota veteran.

Persoalan lain yang disampaikan, kata Ibrahim, ada sekian banyak anggota veteran yang proses keanggotaannya belum selesai sejak tahun 2002.

"Bayangkan sampai 15 tahun belum jadi, sehingga saya minta catatan lengkapnya di para pengurus dan kami akan membantu memprosesnya agar segera teratasi," ujarnya.

Selain ke kantor DPD, para veteran juga menggelar aksi damai di sejumlah lokasi, antara lain kantor DPRD Provinsi NTT, DPD RI Perwakilan NTT, Polda NTT, Korem 161/Wira Sakti, dan PT Taspen Cabang Kupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com