Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sniper" pada Masa Kemerdekaan, Kini Sumirja Hanya Terbaring Lumpuh di Gubuknya

Kompas.com - 16/11/2016, 12:48 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sumirja (90) menghabiskan sisa hidupnya dengan terbaring akibat mengalami lumpuh di rumah gubuk berdinding bilik bambu bersama istrinya di Cipeuteuy, Desa Kalimanggis, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.

Padahal, semasa mudanya, Sumirja yang ikut berperang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Tasikmalaya bertugas sebagai sniper atau penembak jitu di salah satu kesatuannya.

"Saya dulu berjuang di Tasikmalaya melawan Belanda dan Jepang. Dulu tidak ada pangkat seperti tentara zaman sekarang. Saya mulai ikut perang sejak usia 18 tahun," kata dia.

Sumirja mengaku selama negara ini merdeka belum pernah ada bantuan santunan yang diterimanya dari pemerintah daerah setempat. Setelah Indonesia merdeka, dirinya hanya bisa bekerja sebagai kuli bangunan untuk menafkahi keluarganya.

"Kalau sekarang tentara enak, ada mobil dinas, ada gaji, dan ada tunjangan. Tak sedikit bisa hidup sejahtera. Sekarang orang muda pada mau jadi tentara, kalau dulu jadi tentara pejuang atas dasar ingin negara ini lepas dari penjajahan," ujar dia.

Sumirja menjadi salah satu veteran yang mendapatkan santunan dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0612 Tasikmalaya. 

Sebelumnya, Kodim menjual cendera mata pin dan menggelar malam amal untuk veteran di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. 

"Alhamdulilah, kita dari penjualan pin dan malam amal dari para donatur bisa mengumpulkan Rp 141 juta lebih. Masing-masing veteran diberikan satu juta dan sudah tersalur ke 140 orang veteran. Sisanya Rp 1.050.000 diberikan kepada lembaga Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Tasikmalaya," ucap Komandan Kodim Letnan Kolonel Kurniawan melalui Kepala Staf Kodim 0612 Tasikmalaya Mayor N Zahrudin, Rabu (16/11/2016).

Zahrudin mengatakan, kegiatan tersebut dilatarbelakangi oleh keprihatinan para pejuang yang masih hidup dengan kondisi kesulitan ekonomi. Padahal, atas jasa mereka, masyarakat bisa hidup pada masa sekarang ini.

"Termasuk kami TNI bisa pakai mobil dan bisa seperti sekarang atas jasa para beliau. Jadi sudah semestinya kami bisa membantu. Awalnya Pak Dandim memiliki ide ini karena prihatin mengetahui kondisi para veteran yang banyak masih tinggal di gubuk seadanya," kata dia.

Penjualan pin bergambar pahlawan, tambah Zahrudin, dijual kepada para pelajar dan instansi selama tujuh hari lalu. Kegiatan ini pun dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November.

Sumirja mengaku bahagia dan terharu karena masih peduli dengan para pejuang yang hidupnya tak layak sepertinya. Apalagi, santunan seperti ini baru kali pertama diterimanya dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.

"Saya berharap supaya santunan dan kegiatan Kodim seperti ini bisa dicontoh oleh Kodim dan instansi lainnya. Tentunya supaya bisa terus ada tiap tahunnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com