Terima Bantuan Nontunai PKH, Warga Sidoarjo Terharu

SIDOARJO, KOMPAS.com - Ibu Uripah (45), warga Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, merasa terharu setelah menerima kartu keluarga sejahtera (KKS) yang juga berfungsi sebagai kartu anjungan tunai mandiri (ATM).

"Sempat bingung dan ragu kira-kira bisa apa tidak. Tapi alhamdulillah ada pendamping PKH, jadi bisa minta diajari menggunakan kartunya," kata Siti Badriyah, Senin (14/11/2016).

Badriyah adalah warga Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, salah satu penerima bantuan bantuan sosial nontunai Program Keluarga Harapan (PKH) tahap ke-3.

Penyerahan bantuan tersebut berlangsung di Pendopo Kecamatan Porong.

Selain Badriyah, Ana (34), warga Desa Kesambi, Kecamatan Porong, juga mendapatkan bantuan serupa. Ibu dari 3 anak ini juga mengaku senang mendapatkan bantuan ini.

"Senang sekali. Baru kali ini pegang kartu ATM. Saya juga belum pernah ke ATM ambil uang, semoga nanti bisa ambil sendiri," kata ibu yang sehari-hari membantu suaminya membuat dandang untuk dijual.

Ana memiliki tiga anak yang masing-masing bersekolah di TK, SMP dan SMA. Usaha membuat dandang yang dirintis suaminya menghasilkan rata-rata Rp 2 juta per bulan. Uang sebesar itu dianggap tidak cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarganya.

"Adanya uang bantuan PKH ini bisa saya gunakan untuk bayar sekolah dan beli susu untuk anak-anak," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat menjelaskan, penerima bansos di Sidoarjo pada 2016 sebanyak 9.913 keluarga dengan total bantuan Rp 18,1 miliar.

Bantuan ini diserahkan ke penerima secara nontunai dengan bekerja sama dengan Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara).