Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Laku karena Harganya Mahal, Cabai di Pedagang Dibiarkan Membusuk

Kompas.com - 08/11/2016, 12:43 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Anomali cuaca yang masih terus terjadi akhir-akhir ini berpengaruh terhadap produktivitas tanaman cabai di tingkat petani.

Banyak tanaman cabai terserang hama sehingga mengalami gagal panen. Hal ini membuat harga komoditas cabai di Kabupaten Semarang pun ikut naik hingga 80 persen.

Akibatnya, konsumen mengurangi konsumsi cabai sehingga membuat para pedagang merugi.

Stok cabai yang ada di tingkat pedagang hanya dibiarkan membusuk dan akhirnya dibuang begitu saja.

Bagiyati, salah satu penjual sayur di Pasar Bandarjo, Ungaran, mengaku dalam sepekan ini omzet penjualannya mengalami penurunan hingga 70 persen gara-gara harga cabai yang terus meroket.

Sepekan yang lalu harga cabai di pasar tradisional terbesar di Kabupaten Semarang ini masih di kisaran Rp 40.000 per kilogram, namun sekarang sudah mencapai kisaran Rp 60.000 per kilogram.

Kenaikan harga cabai ini berlaku untuk semua jenis cabai yang ada, seperti cabai rawit, cabai rawit merah dan cabai hijau.

Kemudian harga bawang merah juga mengalami kenaikan dari harga Rp 35.0000 per kilogram menjadi Rp 45.000 per kilogram.

"Semua hampir mahal, naiknya banyak sekali. Cabai empat puluh sampai enam puluh, sudah satu minggu ini. Cabai setan galak itu ya naik, cabai merah naik, pokoknya semua naik," kata Bagiyati, Selasa (8/11/2016).

Pedagang sayur lainnya di Pasar Bandarjo, Sukarti mengaku omzet penjualannya juga menurun dalam sepekan terakhir ini.

Setiap hari ia terpaksa membuang cabai yang busuk karena tidak laku.

Sukarti juga sudah mengurangi stok, namun konsumen juga mengalami kecenderungan yang sama, yakni mengurangi konsumsi cabai.

Pada akhirnya kerugian tak bisa dihindari, lantaran komoditas cabai ini rata-rata hanya mampu bertahan selama dua hari.

"Sudah harga mahal, dijual nggak laku. Ini saja cabai tiga kilo nggak habis sehari kok, nggak bisa jual karena harganya itu nggak terjangkau. Cabai satu ons delapan ribu nggak mau, dijual tujuh ribu kitanya yang rugi," kata Sukarti.

Kenaikan harga cabai yang cukup signifikan ini dikeluhkan oleh para konsumen, khususnya para para pemilik usaha makanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com