Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpikat Dimas Kanjeng

Kompas.com - 05/11/2016, 09:03 WIB

KOMPAS.com - Pada 22 September 2016, publik dikejutkan dengan diterjunkannya hampir 2.000 personel polisi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Ribuan polisi datang untuk menjemput paksa Taat Pribadi, pimpinan dan pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Taat dijemput paksa karena sudah mangkir tiga kali dari panggilan polisi untuk diperiksa atas dugaan pembunuhan dua anak buahnya, Abdul Gani dan Ismail Hidayat.

Gani dan Ismail dibunuh karena diduga akan membocorkan rahasia padepokan terkait praktik penggandaan uang. Sebab, sejumlah laporan tentang dugaan penipuan berkedok penggandaan uang bermunculan.

Abdul Gani bahkan diduga dibunuh pada hari dia seharusnya memberikan kesaksian kepada polisi terkait kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang yang dilakukan Taat.

Sejak lama, Taat dipercaya memiliki kemampuan gaib untuk mendatangkan uang. Dia juga dikenal dermawan.

Orang cukup memberikan uang, lalu diminta ikhlas, sabar, dan banyak berdoa, niscaya uang akan berlipat ganda. Cerita ini menyebar dari mulut ke mulut, tetapi akhirnya menjebak banyak orang.

Namun setelah Taat diperiksa, sejumlah fakta bermunculan, mulai dari rekrutmen santri yang terstruktur, mahar yang tak kunjung berlipat ganda, keterlibatan personel TNI dan polisi serta tokoh publik dalam padepokan ini hingga keberadaan bungker.

Kompas.com pun mengupas perjalanan kasus Taat Pribadi, latar belakangnya, dan cerita para korban yang menanti uangnya kembali.

Simak sajian multimedia bertajuk Terpikat Dimas Kanjeng di Visual Interaktif Kompas (VIK) http://vik.kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com