Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 8 Hari, Tarpin Jalan Mundur ke Puncak Bromo dan Mahameru

Kompas.com - 01/11/2016, 18:58 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Iswahyudi alias Tarpin (Tarsan Pintar) akhirnya sukses menorehkan rekor baru, Selasa (1/11/2016).

Warga Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang itu menjelajah Puncak Bromo dan Puncak Mahameru sekaligus dengan berjalan mundur.

Perjalanan pria berusia 50 tahun itu dimulai dari Kampung Claket, Kota Malang pada Selasa (25/10/2016) pekan lalu. Jarak yang ditempuhnya mencapai 243 kilometer.

Ia mengakhiri perjalanan di Pendopo Kabupaten Malang yang ada di Jalan KH Agus Salim Kota Malang.

Selama delapan hari menempuh perjalanan itu, Tarpin berjalan mundur dengan menggunakan bantuan dua spion yang melekat ke tubuhnya. Selain itu, ada sejumlah rekannya yang ikut mengarahkan Tarpin.

Perjalanan pria yang kesehariannya menjadi porter itu dibagi dalam delepan etape. Pertama perjalanan dari Claket menuju Tumpang. Kemudian dilanjutkan ke arah Jarak Ijo.

Etape selanjutnya dari Jarak Ijo menuju Puncak Bromo lalu ke Ranu Pani. Esoknya lanjut dari Ranu Pani ke Kalimati. Kemudian dari Kalimati menuju Puncak Mahameru dan kembali lagi ke Kalimati.

Lalu perjalanan dilanjutkan dari Kalimati menuju Ranu Pani. Selanjutnya dari Ranu Pani menuju Tumpang dan di hari terakhir dari Tumpang menuju Pendopo Kabupaten Malang.

"Ya asyik - asyik saja," kata Tarpin di Pendopo Kabupaten Malang usai menerima sambutan dari Bupati Malang Rendra Kresna.

Tim Backward Hiking Iswahyudi alias Tarpin (jalan mundur) saat menuju Puncak Mahameru untuk memecahkan rekor.
Tarpin mengaku sengaja memilih jalan mundur dalam mencetak rekor. Hal itu sebagai kritik bahwa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan mulai mundur atau pudar.

Sesuai dengan motto yang Tarpin bawa, 'mundurnya langkah kakiku, bukan berarti mundurnya perjuanganku'. "Ini kepedulian atas lingkungan," ucap Tarpin.

Ia berencana menantang warga negara Nepal yang memiliki rekor yang sama untuk menapaki seluruh puncak gunung yang ada di Indonesia dengan berjalan mundur.

"Tahun depan kalau memang berani yang dari Nepal, dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Selama menempuh perjalanan mundur itu, Tarpin menghadapi cuaca yang berubah - ubah. Kadang terik dialaminya, kadang pula ia harus menerjang hujan yang lebat. Namun itu tak menyurutkan Tarpin untuk menuntaskan rekor yang ingin diraihnya.

"Waktu perjalanan dari Jarak Ijo ke Bromo dan ke Ranu Pani, kita berjalan selama 16 jam dan 10 jamnya diguyur hujan," kata Yotin Bayu, seorang dokter yang ikut dalam rombongan Tarpin.

Meski demikian, kondisi tubuh Tarpin tetap fit. Bahkan, selama menempuh perjalanan itu, Tarpin tak mengeluhkan sakit sedikitpun.

"Kondisi tubuhnya stabil terus. Bagus," katanya.

Sebelumnya, Tarpin sudah berhasil membuat rekor yang sama. Pada tahun 2013, ia berhasil memecahkan rekor berjalan mundur dari Ranu Pani ke Puncak Mahameru. Kemudian pada tahun 2014, ia berhasil menempuh perjalanan mundur dari Sembalun ke Puncak Rinjani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com