Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Mini Itu Ada di Dataran Tinggi Gayo

Kompas.com - 12/10/2016, 23:46 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com - Keberadaan masyarakat dari berbagai etnis yang tinggal di Kabupaten Aceh Tengah menarik perhatian sejumlah wisatawan domestik asal Jakarta yang berkunjung ke daerah penghasil kopi nomor satu di Indonesia itu.

Rina Wardhani (56), salah seorang pengurus koperasi yang berkedudukan di Jakarta mengatakan, keragaman etnis tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Saat ditemui di sebuah hotel di jalan Yos Sudarso pada Rabu (12/10/2016), Rina secara spesifik mengatakan sering terjadi kesalahpahaman masyarakat tentang komposisi penduduk Aceh Tengah yang heterogen.

"Selama ini banyak yang belum memahami kehidupan masyarakat Aceh Tengah secara demografis," kata Rina.

"Juga banyak yang tidak mengetahui kalau penduduk asli Aceh Tengah itu suku Gayo, di mana mereka bisa hidup secara harmonis dengan suku lainnya seperti Aceh, Jawa, Minang, Batak, Tionghoa, dan lainnya," katanya.

Menurutnya, tidak berlebihan daerah yang beribukota Takengon itu menjadi perwujudan Indonesia mini di Provinsi Aceh.

"Saya sudah cermati karakter orang Gayo secara komprehensif, dan mereka terlihat begitu bangga dengan identitas keindonesiaan mereka," imbuhnya.

Kedatangan Rina beserta rombongan ke Takengon adalah dalam rangka pembentukan Gayo Gen-Y Enterpreneurship, sebuah komunitas bagi pemerhati dan pelaku bisnis di bidang pariwisata.

Klaim Rina tersebut dibenarkan oleh Munawar Khalil (42), warga Desa Belang Mersa, Takengon, yang turut hadir saat pembentukan Gayo Gen-Y Enterpreneurship berlangsung.

"Di sini penduduk aslinya suku Gayo. Namun tidak pernah terjadi gesekan, apalagi bentrokan antar suku. Semua berjalan aman dan damai, sehingga kota Takengon terasa nyaman untuk ditinggali," ujar pegawai Disbudparpora Aceh Tengah itu.

Munawar yang akrab disapa Mark itu kemudian menuturkan, asimilasi dan alkulturasi di Aceh Tengah yang masuk ke wilayah Dataran Tinggi Gayo bersama Kabupaten Bener Meriah dan Gayo Lues itu telah berjalan dengan baik selama puluhan tahun.

"Perkawinan antar suku sudah biasa di sini, membentuk masyarakat Takengon yang heterogen dan menghormati segala bentuk diversitas layaknya Indonesia mini," ujar Munawar menutup pembicaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com