Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majelis Taklim Jaringan Dimas Kanjeng di Samarinda Ditutup Sementara

Kompas.com - 06/10/2016, 20:44 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Dianggap telah melanggar ajaran agama, sebuah majelis taklim di Samarinda ditutup. Majelis pengajian yang bernama Daarul Ukhuwah itu disinyalisasi merupakan jaringan Yayasan Padepokan Dimas kanjeng (YPDK) Taat Pribadi.

Terletak di Jalan Ir Sutami, Gang Pusaka, Sungai Kunjang, Samarinda, majelis tersebut diikuti kurang lebih 200 jemaah.

Kapolsekta Sungai Kunjang, Kompol Apri Fajar Hermanto mengatakan, penutupan tersebut bersifat sementara.

"Ini hanya penutupan sementara, jadi bukan majelisnya yang ditutup tapi kegiatan dan aktivitasnya hanya dihentikan sementara," kata Apri, Kamis (6/10/2016).

Dijelaskan Apri, penghentian aktivitas di majelis tersebut karena menunggu keputusan Majelis Ulama Indonesia terkait pengikut ajaran YPDK.

"Karena majelis taklim Daarul Ukhuwah ini merupakan jaringan YPDK, maka terpaksa dihentikan sementara sampai ada keputusan MUI pusat," jelasnya.

Sementara itu, pimpinan majelis taklim Daarul Ukhuwah, Sultan Agung Ustaz Sumariono menyesalkan sikap pemerintah dan kepolisian yang menghentikan aktivitas pengajiannya. Dia mengatakan, majelis pengajian yang dipimpinnya merupakan majelis pengajian biasa dan tidak melanggar hukum.

"Di tempat kami tidak ada penggandaan uang. Kami hanya melakukan taklim mingguan sekaligus mendengar ceramah agama dari ustaz-ustaz. Kami tidak pernah menipu apalagi menggandakan uang," ujarnya.

Dijelaskan Sumariono, majelis taklim yang dia pimpin memang sejalan dengan prinsip dakwah Dimas Kanjeng Taat Pribadi, yakni prinsip rahmatan lilalamin. Mereka mengajarkan jemaah untuk menjadi insan yang baik dan beragama.

"Tidak ada penistaan agama yang dilakukan di sini. Dimas Kanjeng pun berdakwah sesuai syariat agama," tegasnya.

Sumariono pun tidak memercayai tuduhan kejahatan yang dialamatkan pada Dimas Kanjeng.

"Saya pribadi sangat mengenal Dimas Kanjeng, beliau tidak mungkin menggandakan uang apalagi tega membunuh. Dimas Kanjeng itu hanya korban dari kepentingan politik, tidak mungkin Dimas Kanjeng melakukan penipuan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com