Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Raja Nusantara untuk Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Kompas.com - 06/10/2016, 11:41 WIB
Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Di tengah kasus dugaan penipuan dan pembunuhan yang menjeratnya, Dimas Kanjeng Taat Pribadi dikenal sebagai sosok terpandang.

Saat raja-raja Nusantara berkunjung ke Kabupaten Probolinggo, pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini dikukuhkan sebagai Sri Raja Prabu Rajasa Nagara di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, 11 Januari lalu.

Hal ini dilakukan setelah raja-raja Nusantara memberi gelar kerajaan dan bangsawan kepada pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH Mutawakkil Alallah, serta KH Moh Hasan Saiful Islam dan Wakil Gubernur Jatim di Ponpes Genggong.

Saat itu, kedatangan para raja Nusantara itu disambut 10.000 fakir miskin yang menerima santunan dan ribuan santri padepokan. Mereka langsung masuk ke pendopo Padepokan, yang sudah disulap menjadi kerajaan, lengkap dengan simbol-simbol kerajaan.

Dari data tamu yang diberikan panitia kepada Kompas.com saat pelantikan, para raja itu adalah Ketua Asosiasi Kerajaan dan Kraton Indonesia (AKKI) Shri Lalu Gde Pharmanegara Parman, Raja Skalabrak Puspanegara, Raja Langgoi Irwan Estikaka, Raja Aceh Tengku Surya Nusa, Sultan Bulungan Datuk Hamid, Raja Kulisusu Sulawesi Tengah, Raja Andi Firdaus, Raja Maros Andi Baso Anwar Sulawesi Selatan, Raja Lombok Gafar Ismail Kartanegara, Raja Lampung Sugayo Nor, Raja Batudengdeng Jalaluddin Arzaki, Sultan Demak Bintoro Surya Alam, Resi Agung Nusantara Koni Herbayo, serta raja dan sultan lainnya.

KOMPAS.com/Ahmad Faisol Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo.
Secara bergiliran, sejumlah raja melakukan prosesi pengukuhan terhadap Dimas Kanjeng sebagai sebagai Sri Raja Prabu Rajasa Nagara. Istri Kanjeng juga dikukuhkan sebagai permaisuri Nyi Ajeng Rahmawati.

Usai pengukuhan, Shri Lalu Gede mengatakan, semua kerajaan Nusantara memang telah melebur ke NKRI. Namun, para rajanya masih menyimpan rahasia dan cahaya yang masih terus dicari.

Para raja yang hadir ke padepokan  merupakan raja penguasa daerah gunung api aktif. Kerajaan Nusantara ini perlu dibangkitkan lagi untuk membuka rahasia kerajaan selama ini.

"Siapa yang akan menyambungkan Gunung Rinjani hingga Merapi? Dia adalah Dimas Kanjeng, Sri Raja Prabu Rajasa Nagara. Episentrum penghidupan kerajaan ada di padepokan ini. Kabupaten Probolinggo merupakan daerah percontohan. Prabu Hayam Wuruk pernah memimpin di wilayah ini. Kami harapkan Dimas Kanjeng bisa meneruskan perjuangan Prabu Hayam Wuruk. Kami para raja mengamanahkan Dimas Kanjeng untuk merekatkan Nusantara agar warga lebih makmur dan sejahtera," kata Shri Lalu Gde.

(Baca juga: Di Balik Menterengnya Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi)

Sementara itu, Marwah Daud Ibrahim, yang menjadi panitia pengukuhan Sri Raja Prabu Rajasa Nagara, menyebutkan Indonesia tak hanya menjadi pemimpin ASEAN, tetapi juga dunia. Indonesia harus sejahtera dan perjuangan itu bisa dimulai dari padepokan Dimas Kanjeng.

Ditanya usai pengukuhan, Dimas Kanjeng berjanji akan melaksanakan amanah para raja dengan sebaik-baiknya. Padepokan yang dia pimpin memang ingin menyejahterakan masyarakat, mengayomi umat. Kanjeng akan fokus menjalankan amanah para raja dan akan melawan rintangan yang dihadapi.

"Kami akan bangun keraton. Fakir miskin, kaum dhuafa, anak yatim, akan terus kita ayomi. Kami butuh bimbingan para raja dan ulama dalam menjalankan amanah," ujar Dimas Kanjeng.

Gelar ini lantas membuat nama Dimas Kanjeng semakin terkenal.

(Baca juga: Padepokan Dimas Kanjeng Berstatus Yayasan dan Kantongi SK Kemenkumham)

 

Kompas TV 26 Murid Dimas Kanjeng Tolak Tinggalkan Padepokan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com