Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Melempar Gubuk untuk Mengusir Setan

Kompas.com - 15/09/2016, 10:44 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com – Ratusan anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun beramai-ramai melempari sebuah gubuk kecil yang tidak jauh dari permukiman warga.  Gubuk pun akhirnya roboh dan hancur setelah terkena hantaman batu dengan berbagai ukuran.

Beberapa warga yang menyaksikan peristiwa tersebut terlihat memberikan semangat kepada ratusan anak kecil untuk melempar dengan tepat. Namun tidak semua, lemparan anak-anak tersebut tepat mengenai sasaran.

“Ini merupakan salah satu rangkaian adat dari sunatan massal tradisional, namanya pihalacia. Itu gubuk dilempari seakan-akan untuk mengusir setan,” kata Ketua Adat Kelurahan Bugi, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Djunudin, Kamis (15/9/2016).

Sunatan massal telah dilakukan sejak beberapa hari ini diikuti sekitar 223 anak laki-laki dan perempuan.

Beberapa hari sebelumnya, anak perempuan yang ikut sunatan massal didandani dengan make up dan menggunakan baju adat buton. Mereka kemudian digendong oleh kerabatnya laki-laki dewasa.

Anak-anak yang disunat tersebut mendatangi baruga atau tempat adat yang berada di tengah pemukiman warga Kelurahan Bugi.

Anak laki-laki yang disunat, membelakangi baruga dan dijaga beberapa laki-laki dewasa sambil memegang balok panjang. Balok kayu tersebut ditegakan di depan, seakan-akan menjadi tameng.

“Ini namanya posemba, jadi anak perempuan yang disunat dipikul kemudian mengelilingi baruga sebanyak empat kali. Nah sambil mengelilingi, orang yang pikul tadi menendang betis orang yang jaga anak laki-laki yang disunat itu,” ujarnya.

Menurut Djunudin, sunatan massal tersebut dilakukan setiap tujuh tahun sekali oleh anak-anak yang ada di Kelurahan Bugi. Bukan hanya itu saja, orang yang berada di perantauan juga pulang kampung untuk mengikuti kegiatan tersebut.

“Anak yang memutar baruga tersebut juga mengandung empat makna, Ini sudah tradisi yang kami lakukan sejak nenek moyang kami,” ucap lelaki tua ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com