Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibuka, Pondok Pesantren di Rutan Gresik

Kompas.com - 13/09/2016, 14:53 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Gresik yang beralamat di Jalan Raya Cerme, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur, membuat terobosan dengan menggagas pondok pesantren untuk para penghuninya.

Tidak seperti pesantren kilat yang banyak dijumpai saat Bulan Suci Ramadhan, namun konsep kali ini dibuat adalah kontinu setiap hari untuk memberikan siraman rohani kepada para penghuni Rutan.

Dengan demikian, para penghuni dapat menyadari kesalahan yang telah dilakukannya, sehingga dia kemudian bertaubat dan dapat kembali diterima di tengah-tengah masyarakat nantinya.

“Berbeda dengan pesantren kilat yang digelar setiap Bulan Ramadhan, untuk program pondok pesantren dalam rutan ini, setiap hari akan dilaksanakan. Dengan tentunya, tidak mengganggu dari jadwal tahanan sendiri,” ungkap kepala Rutan Klas II B Gresik, Kusnan, Selasa (13/9/2016).

“Untuk jadwal yang sudah pasti itu setiap hari pada pukul 09.00 WIB. Selain juga pada petang hari, pada saat jeda selepas shalat maghrib sampai masuk waktu shalat isya,” lanjutnya.

Dalam menjalankan program tersebut, selain bekerjasama dengan Pemerintahan Daerah setempat, pihak Rutan Klas II B Gresik juga menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Gresik.

“Sebelum gagasan ini, kami sebenarnya juga sudah sering kali mengadakan pengajian dengan mengundang para ustaz dari seluruh wilayah Gresik. Namun sifatnya tidak rutin dan temporer. Tapi dengan program ini, akan kami tingkatkan dengan menggelarnya secara rutin pada setiap hari,” ungkapnya.

Untuk itu, Rutan Klas II B Gresik juga coba bekerja sama dengan banyak pondok pesantren yang ada di Gresik untuk mengisi jadwal pondok pesantren di dalam rutan.

“Alhamdulillah, dengan acara yang tidak rutin seperti kemarin saja, ada salah satu mantan binaan kami yang kini sudah menjadi muadzin dan imam di salah satu masjid yang ada di Kecamatan Gelagah, Lamongan. Namanya Wawan dan semoga saja, dengan adanya pondok pesantren ini, akan banyak terlahir Wawan-Wawan selanjutnya,” tutur Kusnan.

Sementara itu, KH Mansyur Djamhari (80) yang merupakan pemangku pondok pesantren Raudhatul Khidmah yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Gresik, mengaku tidak keberatan dalam membantu.

“Karena bagi kami, gagasan ini adalah ide mulia dan harus didukung. Sebab pada dasarnya, tidak ada manusia yang selalu benar dan pasti ada khilafnya. Jadi sebagai sesama manusia, kita wajib saling mengingatkan. Apalagi, pondok pesantren saya sendiri juga tidak jauh dari rutan,” kata Mansyur.

Wakil Bupati Gresik Mochammad Qosim yang hadir dalam acara peresmian pondok pesantren dalam rutan juga menyatakan, pihaknya akan membantu dan mendukung penuh jajaran Rutan Klas II B Gresik dalam melaksanakan program tersebut.

“Sebab bagi kami, rutan itu bukan sarana untuk menghukum. Tapi sarana untuk membina para penghuninya, supaya bisa kembali diterima di tengah-tengah masyarakat selepas ia dinyatakan bebas nantinya,” tutur Qosim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com