Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

56.000 Warga Banyuwangi Belum Rekam Data E-KTP

Kompas.com - 05/09/2016, 14:55 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 56.014 warga Banyuwangi masih belum melakukan rekam data untuk pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) elektronik.

Sebagian besar mereka adalah warga Banyuwangi yang bekerja di luar negeri, perantauan, warga yang baru berusia 17 tahun pada tahun 2016 serta orang lanjut usia (lansia).

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Banyuwangi, Iskandar Azis, Senin (5/9/2016), kepada Kompas.com menjelaskan, ada 1.288.630 masyarakat Banyuwangi yang wajib KTP. Rata-rata setiap hari ada 300 orang yang mengajukan pembuatan KTP.

"300 orang ini yang mengajukan di kantor dinas atau di kecamatan karena untuk perekaman tidak harus dilakukan di kantor Disdukcapil, tapi bisa di kecamatan," jelasnya.

Dalam waktu satu bulan, 5.000 blangko e-KTP sudah habis dan pihak Dispendukcapil harus mengambil ke Jakarta.

"Untuk blangko kami masih harus ke pusat, dan ini menjadi kendala karena di sana stoknya tidak banyak. Kadang pulang cuma bawa seribu blangko atau lebih. Sebulan staf kami bisa dua kali ke Jakarta hanya untuk ambil blangko," jelasnya.

Sementara itu, untuk mempermudah pengiriman data rekam e-KTP dari kecamatan ke kantor Disdukcapil ataupun sebaliknya, Iskandar mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Kantor Pos Cabang Banyuwangi.

Hasil perekaman yang di ada di kantor kecamatan akan dikirim via pos pada sore hari ke kantor Disdukcapil, dan pagi hari KTP akan dicetak kemudian pada sore hari akan kembali dikirim ke kecamatan.

"Pengiriman berkas data perekaman KTP melalui kantor pos ini inovasi kami dan sangat efektif karena kami menyadari beban kerja petugas di kecamatan cukup tinggi. Kalau dulu belum ada kerja sama dengan kantor pos, petugas kecamatan yang datang bawa berkas banyak karena sekalian, kalau sekarang kan enggak seperti itu. Cukup kirim pakai via kantor pos, apalagi lokasi Banyuwangi sangat luas," tambahnya.

Azis juga mengatakan, saat ini ada 10 alat untuk mencetak e-KTP, tetapi 3 alat rusak dan tidak bisa difungsikan. Dari 7 alat tersebut mampu mencetak hingga 1.000 e-KTP, tetapi tergantung jaringan dan blangko yang tersedia.

"Agar semua masyarakat bisa melakukan perekaman data, kami melakukan jemput bola ke desa-desa yang jaraknya jauh untuk menjangkau mereka yang sakit atau tua yang tidak bisa datang ke kecamatan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com