Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara Bendera di Bekas Medan Pertempuran Melawan Agresi Militer Belanda

Kompas.com - 17/08/2016, 16:16 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pengcab Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kabupaten Tasikmalaya bersama komunitas wartawan Tasikmalaya menggelar upacara pengibaran bendera merah putih serta doa bersama di bawah Jembatan Karangresik.

Upacara ini sengaja digelar di bawah jembatan Karangresik karena lokasi itu bekas medan pertempuran agresi militer Belanda.

"Setiap turun di sini, pasti kami selalu berdoa sebentar untuk mendoakan arwah para pahlawan yang gugur di sini. Begitupun kali ini, kami lebih memilih mengibarkan bendera merah putih di sini dan do'a bersama. Tentunya kemerdekaan kami diisi dengan prestasi olahraga arus deras serta berupaya membangun destinasi wisata baru, yakni Arung Jeram di Sungai Citanduy," kata Ketua Pengcab FAJI Kabupaten Tasikmalaya, Mohamad Ilyas, Rabu (17/8/2016).

Jembatan Karangresik yang melintas di atas Sungai Citanduy dan menjadi penghubung Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis ini terdapat dua tiang pancang yang sampai saat ini masih berdiri kokoh di kanan dan kiri sungai.

Namun tidak banyak yang tahu bahwa kedua tiang jembatan itu menjadi saksi bisu kegigihan para pejuang Tasikmalaya yang bertempur melawan agresi militer Belanda I pada tanggal 7 Agustus 1947.

Yati Haryati (80), istri dari seorang veteran pejuang pertempuran Karangresik Lilu Subarli Basuni yang meninggal tahun 2014, menceritakan, pejuang yang terdiri dari tentara dan rakyat hanya berbekal keberanian untuk turun ke Sungai Citanduy dan memasang bom di atas jembatan demi menghadap militer Belanda yang hendak masuk ke Tasikmalaya melalui Ciamis.

"Bahkan bukan hanya itu, di dalam sungai pun para pejuang menyelam dengan hanya dibantu pernapasan dari batang daun pepaya saja untuk melakukan penyergapan, termasuk suami saya. Saat Belanda datang, maka pecahlah pertempuran itu, banyak sekali pasukan Belanda yang gugur serta dari pejuang juga. Alhamdulillah suami saya selamat," kata Yati.

Selain korban jiwa yang sangat banyak, jembatan Karangresik pun roboh. Kendaraan Tempur Dingo milik Belanda bisa direbut para pejuang.

Pasukan Belanda pun dapat dipukul mundur hingga ke kawasan Cihaurbeuti, Ciamis dan kembali mendapat gempuran dari pasukan pejuang di sana. Hingga pagi harinya, setelah para pejuang meninggalkan arena pertempuran, Belanda membombardir kawasan tersebut dengan pesawat pembom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com