Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tebarkan Aroma Moka, Kopi Banaran Diminati "Buyer" Taiwan

Kompas.com - 04/08/2016, 15:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

BAWEN, KOMPAS.com - Kopi Banaran yang tumbuh di perkebunan kopi di Bawen dan Gemawang, Kabupaten Semarang, mempunyai keistimewaan dibandingkan jenis kopi lainnya di dunia.

Hal itulah yang membuat para buyer dari Taiwan berminat untuk mengimpor kopi Banaran ini.

Demikain disampaikan Direktur Keuangan PT Perkebunan 9, Herry Triyatno menanggapi kunjungan para buyer Taiwan yang mengikuti kegiatan "Tour de Coffee 2016" yang diselenggarakan oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Taiwan, Rabu (3/8/2016) lalu.

"Meraka sangat berminat sekali, terutama dengan jenis kopi yang di Banaran ini yang sangat spesifik. Karena kopi kita ini kalau diproses dengan benar bisa mengeluarkan aroma moka, yang tidak didapat dari kopi yang lain," ungkap Herry, Kamis (4/8/2016) siang.

Menurut Herry, potensi ekspor kopi Banaran selama ini baru terserap sekitar 60 persen dari keseluruhan produksi dengan nilai ekspor terbanyak ke negara Italia. Pihaknya berharap dengan kunjungan para buyer ke Indonesia ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

PTPN 9 sebagai produsen kopi akan memperoleh pasar yang lebih luas, sedangkan para buyer mendapatkan akses yang bagus dari komoditas kopi ini, baik secara harga maupun kualitasnya.

Selama ini, kata Herry, para pembeli dari Taiwan ini membeli kopi Indonesia melalui pedagang di Hongkong dan Singapura dengan harga yang jauh lebih mahal.

"Mudah-mudahan dengan pertemuan yang difasiitasi oleh KDEI ini bisa berlanjut bukan hanya dari Taiwan tetapi juga memperkenalkan buyer-buyer kita dari negara lain," lanjutnya.

Pada kesempatan Tour de Cofffe di Kabupaten Semarang tersebut, para buyer dari Taiwan berkesempatan melihat langsung cara pengelolaan kebun kopi di Banaran mulai dari pemetikan hingga pemrosesan bijih kopi menjadi bubuk kopi.

Selain komoditas kopi, dari kunjungan para buyer asal Taiwan ini ternyata juga membuka peluang ekspor dari komoditas lainnya dari PTPN 9, seperti kayu karet serta residu dari pengolahan gula.

"Mereka juga ada yang berminat untuk membeli kayu kita. Kayu karet kan di Indonesia barangkali nilai ekonomisnya kurang bagus. Mereka mau ada yang impor, ada buyer-nya juga. Kemudian sampai kotoran-kotoran dari produksi tebu kita di Blotong itu mereka juga berminat," imbuhnya.

Tentang kualitas kopi Banaran ini diakui sendiri oleh pemerhati kopi asal Taiwan, Miss Jenni Liu. Ia mengaku pernah lama di Singapura dan sering menikmati kopi Indonesia.

Pihaknya sudah mengamati bahwa kualitas kopi Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan. Ia berharap, kualitas kopi Indonesia dapat dipertahankan agar bisa diterima pasar internasional.

"Saya pernah di Singapura lama, dan pernah merasakan kopi Indonesia. Setelah mencicipi kopi Banaran ini, saya rasa kualitasnya jauh lebih bagus lagi. Kami berharap ini akan terus dipertahankan," kata Jenny yang juga buyer dari Shanghai Company.

Genjot ekspor

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com