Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Layak Konsumsi, Raskin Ini Terpaksa Dijadikan Pakan Ternak

Kompas.com - 21/07/2016, 17:53 WIB
Abdul Haq

Penulis

BONE, KOMPAS.com - Beras untuk rakyat miskin (raskin) yang merupakan program pemerintah untuk kalangan masyarakat kurang mampu kembali menuai masalah.

Penerima raskin di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mengeluhkan raskin yang diterimanya tak layak konsumsi karena fisiknya berwarna kuning kehitam-hitaman dan berkutu. Akibatnya, raskin yang sedianya dibelinya agar asap dapur rumahnya tetap mengepul terpaksa dijadikan pakan ternak ayam lantaran dinilai tak layak konsunsi.

Peristiwa ini menimpa salah seorang penerima raskin bernama Andi Haedar di Kelurahan Panyula, Kecamatan Taneteriattang Timur yang membeli raskin sebanyak 30 kilogram. Namun, saat hendak dimasak, Haedar kaget melihar raskin yang masih dalam kemasan karung berlabel Bulog (Badan Urusan Logistik) berwarna kuning kehitam-hitaman serta berkutu.

Haedir kemudian urung merebus beras tersebut dan memilih menjadikannya sebagai pakan ternak ayam miliknya.

"Tidak bisa dimakan ini karena sudah berwarna, ada juga kutunya, mana lagi baunya," kata Andi Haedar kepada sejumlah awak media, Kamis (21/7/2016).

Kepala Gudang Bulog Tanteriattang, Marmin yang dikonfirmasi terkait laporan penerima raskin ini mengaku sudah pernah mengecek di lapangan dan tak memeriksa langsung kondisi beras dengan alasan khawatir bobotnya berkurang jika kemasan karung dibuka.

"Kami pernah melakukan pengecekan di lapangan tapi waktu itu berasnya tidak diperiksa karena masih dalam karung, kalau karungnya dibuka jangan sampai isinya berkurang," kata Marmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com