Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Damai Itu Indah, Stop Bullying"

Kompas.com - 21/07/2016, 12:09 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN,KOMPAS.com - "Damai itu indah, Stop Bullying". Kata-kata ini diteriakkan Revan Revansyah (11), siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Budi Mulia 2 Seturan Sleman, di depan kelas.

Sambil membawa berbagai poster karya mereka, Revan bersama beberapa temannya mengkampanyekan "stop bullying". Poster-poster yang mereka bawa antara lain bertuliskan "Peace School" dan "jangan sekedar bersorak, lakukanlah Stop Bullying".

Duta kampanye yang diberi nama "Peace Ranger" ini satu per satu mempresentasikan hasil karyanya di hadapan siswa lain. Di dalam kampanyenya, mereka mengajak seluruh siswa untuk tidak melakukan bullying dan justrumenciptakan rasa saling menghargai, saling mengasihi, saling membantu dan bersaudara.

"Saya senang bisa terpilih jadi Peace Ranger. Mengkampanyekan damai itu indah dan stop melakukan bullying," ujar Revan saat ditemui Kompas.com, Kamis (21/7/2016) pagi.

Revan mengaku, sebagai Peace Ranger, dia tidak hanya berkampanye di depan kelas. Namun juga menyebarkan ajakan yang sama saat bertemu dengan teman-teman di rumah.

"Di sekolah iya, di rumah juga iya," ungkapnya.

Kepala SD Budi Mulia 2 Seturan Sleman, Iswianto, menyampaikan bahwa sejak sekolah berdiri pada tahun 2000, mereka sudah mengadakan program "Sekolah Damai".

Program sekolah damai ini awalnya disampaikan oleh para guru. Mulai tahun ini, para siswa dilibatkan dengan membentuk "Peace Ranger". Setiap tim Peace Ranger terdiri dari 10 anak siswa kelas 5 dan kelas 6. Mereka harus berkampanye di hadapan adik-adik kelas secara rutin.

"Rutin selama seminggu sekali didengungkan tentang sekolah damai. Ranger yang menjadi duta juga mendapat pelatihan khusus," ungkapnya.

Khusus tahun ini, lanjutnya, program sekolah damai mengambil tema "Stop Bullying".

"Intinya memanusiakan manusia. Pemahaman itu ditanamkan dengan cara sederhana dan fun agar bisa diterima anak-anak," tuturnya.

Di dalam kampanye ini, anak-anak anggota Peace Ranger akan memaparkan makna dan ragam bullying sertaefeknya. Setelah itu, ada sesi tanya jawab.

Siswa juga bisa saling bercerita jika pernah melakukan atau mengalami bullying.

"Mereka juga membuat poster yang mengampanyekan "stop bullying:. Poster itu lalu ditempel agar selalu mengingatkan," kata Iswianto.

Kampanye "stop bullying" ini penting karena efek dari bullying berdampak pada psikologis anak. Bahkan ada anak yang memendam dendam karena di-bully dan dapat berakhir dengan kekerasan sebagai bentuk pembalasan.

"Budaya kekerasan dan bullying saat ini semakin memprihatinkan, apalagi di medsos. Ini yang harus distop sejak dini. Tujuan kami membentuk generasi muda yang mampu mengolah rasa dan cinta damai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com