Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Takbiran di Purwakarta, 999 Beduk Siap Diarak Keliling Kota

Kompas.com - 04/07/2016, 09:58 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Meski Polda Jabar melarang pelaksanaan takbir keliling, Kabupaten Purwakarta tetap akan menyelenggarakan acara tersebut. Untuk mengantisipasi hal negatif yang mungkin muncul dari kegiatan itu, acara ini dikawal langsung Pemkab Purwakarta.

“Sebanyak 999 beduk yang berasal dari berbagai masjid dan mushala di Kabupaten Purwakarta telah dikonsolidasikan untuk memeriahkan malam takbiran,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (4/7/2016).

Dedi menjelaskan, 999 beduk ini akan membuat malam takbiran di Purwakarta ramai. Saat disinggung potensi pelanggaran ketertiban umum, ia mengungkapkan, justru dengan ketiadaan peran negara dalam perayaan malam takbiran lah yang akan menimbulkan ketidaknyamanan di tengah masyarakat.

Pemkab Purwakarta, sambung Dedi, menyediakan ruang bagi masyarakat untuk menunjukkan ekspresi keberagamaan yang mereka anut. Karena takbiran keliling ini juga permintaan dari masyarakat, maka Pemkab Purwakarta mengawalnya.

“Kami hanya berusaha menyediakan ruang. Kalau tidak diatur malah nanti akan repot. Masyarakat akan seenaknya membawa beduk mereka keliling kota. Tapi kalau kita buat parade, tentu akan lebih teratur. Stakeholder pengamanan juga kita siapkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.

Kepala Sub Bagian Kesejahteraan Masyarakat Dindin Ibrahim mengungkapkan, parade beduk setiap malam takbiran sudah menjadi tradisi di Kabupaten Purwakarta. Selama bertahun-tahun, parade beduk selalu meramaikan penyambutan 1 Syawal.

Dindin mengatakan, jauh-jauh hari ia telah menerima banyak pertanyaan dari para pengurus masjid tentang teknis pelaksanaan kegiatan ini.

“Sudah banyak yang bertanya sejak memasuki minggu terakhir bulan Ramadhan ini, Pak Dindin itu gimana sekarang teknisnya. Rata-rata begitu mereka bertanya,” ucapnya menirukan pertanyaan peserta parade beduk.

Mengenai rute parade, Dindin mengatakan, berkaca pada kegiatan tahun-tahun sebelumnya terdapat beberapa titik kumpul yang bisa dijadikan alternatif.

“Kalau yang sudah-sudah, peserta bisa kumpul di Lapang Sahate dekat Gedung Kembar memenuhi ruas Jalan KK Singawinata. Pernah juga titik kumpulnya di Masjid Agung Baing Yusuf. Dari sana mereka mengarak sambil memukul beduk dengan lantunan takbir khas Idul Fitri menuju Jalan Protokol di Purwakarta. Kami masih menunggu arahan Pak Bupati,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Perhubungan Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, Asep Supriatna mengatakan, parade beduk merupakan salah satu acara yang dapat menjadi alternatif tontotan para wisatawan baik dalam maupun luar kota.

Beduk sendiri, menurut Asep, sudah menjadi salah satu Ikon Kabupaten Purwakarta selain Sate Maranggi dan Taman Sri Baduga.

“Kami pernah memecahkan rekor MURI untuk Parade Bedug terbanyak. Ini bentuk tradisi yang sudah menjadi identitas. Kalau sudah menjadi identitas kan bisa menarik wisatawan untuk datang. Apalagi momentumnya Hari Raya Idul Fitri, warga Purwakarta yang merantau ke luar daerah pasti sudah pulang mudik ke sini,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com