Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesona "Sunset" di Hutan Bakau di Ujung Pulau Nunukan

Kompas.com - 01/07/2016, 06:13 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Matahari sore mengintip dari sela-sela pokok bakau di ujung barat Pulau Nunukan, Kalimantan Utara. Warna keemasannya berpendar dan terlukis di permukaan air laut yang mulai pasang.

Sesekali suara bekantan jantan terdengar memanggil anak-anaknya yang masih asyik bergelayutan di ujung tertinggi pokok-pokok bakau.

Sore itu tim dari Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan mengakhiri pendataan keragaman potensi vegetasi mangrove yang dicadangkan menjadi kawasan konservasi seluas lebih dari 200 hektar tersebut.

Menikmati sunset di antara sela-sela pokok mangrove hanya sebagian kecil bonus keberadaan hutan bakau tersebut.

Potensi lain dari keberadaan hutan mangrove di pesisir sebelah timur Pulau Nunukan ini adalah keberadaan bekantan yang beranak pinak di kawasan tersebut.

Jika beruntung, kita akan menyaksikan beberapa bekantan jantan yang berenang sejauh hampir tiga kilometer ke Pulau Sinelak untuk mengunjungi bekantan betina yang tinggal di pulau tempat hidup bakau tersebut.

Meski demikian, belum ada penelitian yang dilakukan terkait tingkah laku bekantan yang berani berenang menyeberangi selat sepanjang hampir 3 kilometer tersebut.

"Kita tidak tahu apakah mereka ini berenang untuk mencari makan atau untuk mencari pasangan. Kita sempat merekam tingkah laku tersebut," ujar Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Kabuapten Nunukan Eva Rahmifa, Kamis (30/06/2016).

Pada musim-musim tertentu, lumba-lumba sering terlihat menampakkan diri di selat itu.

Kawasan vegetasi mangrove di Nunukan tersebut juga menyimpan keberadaan ubur-ubur raksasa yang banyak ditemukan di kawasan tersebut.

Selain itu, puluhan jenis ikan dan jenis kepiting sangat mudah didapatkan di wilayah yang telah dicanangkan menjadi kawasan konservasi tersebut.

"Kita juga bisa menemukan berbagai jenis tiram, di antaranya jenis tiram pedaging yang memang langka," ujar Eva.

Sayangnya, untuk menikmati sunset dan segala mecam potensi ekowisata di wilayah konservasi Tanjung Cantik tersebut, warga harus bersusah payah mempersiapkan semuanya secara swadaya karena belum ada upaya pengelolaannya oleh pemerintah daerah.

Kawasan itu bahkan belum masuk dalam rencana pengelolaan oleh pemerintah daerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com