Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembongkar Makam Ibunya Bilang Minta Maaf karena Merepotkan Polisi

Kompas.com - 28/06/2016, 22:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Supriyanto (47) menjalani pemeriksaan kejiwaan oleh tim psikolog di Markas Kepolisian Resor (Polres) Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (28/6/2016).

Pria asal Dusun Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, ini diketahui telah membongkar makam dan menyimpan mayat ibunya, Parimah (70), belum lama ini.

Selain Supriyanto, tujuh rekannya yang diduga terlibat dalam pembongkaran mayat juga menjalani pemeriksaan serupa.

Kepala Polres Temanggung AKBP Wahyu Wim Hardjanto menjelaskan, pemeriksaan tersebut ditangani langsung oleh tim psikologi Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah. Hasil pemeriksaan ini menjadi salah satu pertimbangan untuk menentukan langkah hukum terhadap Supriyanto dan pelaku lainnya.

"Mudah-mudahan besok, Rabu (29/6/2016), sudah diketahui hasil resminya, apakah tersangka mengalami gangguan kejiwaan atau tidak,” kata Wahyu.

Menurut Wahyu, seluruh pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Hanya saja mereka tidak ditahan melainkan hanya wajib lapor. Sebab, kata Wahyu, mereka dijerat pasal 180 KUHP tentang pembongkaran mayat atau jenazah dengan ancaman hukuman penjara 1 tahun 4 bulan.

"Mengingat pasal yang dikenakan terhadap pelaku ancaman hukuman di bawah 5 tahun mereka tidak kita tahan, namun dikenai wajib lapor dan kita terus melakukan pengawasan," jelas Wahyu.

Sementara itu, Supriyanto, tersangka utama aksi pembongkaran makam, mengaku menyesal telah melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Pria ini pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatanya.

"Nyong ora mbaleni maneh (saya tidak akan mengulangi lagi). Yang sudah, iya sudah. Saya dan teman-teman sudah merepotkan Bapak-bapak polisi, Mas-mas polisi dan ibu-ibu polisi. Kami juga mohon maaf perbuatan kami menganggu ketenangan warga Temanggung, khususnya warga Dusun Ngrancang," papar Supriyanto di hadapan petugas.

Baca juga: Pria Ini Bongkar Makam Ibunya karena Diyakini Bisa Hidup Kembali

Supriyanto juga mengatakan, untuk sementara ritual yang biasa digelar setiap malam Selasa dan Jumat Kliwon dihentikan. Ritual akan digelar lagi jika aparat kepolisian setempat mengizinkan.

“Latihan sementara prei (libur), jika sudah kembali normal dan Pak Polisi membolehkan atau mengizinkan. Kita kan latihan kloneng-kloneng, main gamelan atau main musik lagi,” ucap bujangan yang mengaku telah mengarang lebih dari 50 lagu itu.

Baca juga: Pria yang Bongkar Makam Ibunya Kerap Gelar Ritual Tiap Selasa dan Jumat Kliwon

Diberitakan sebelumnya, Supriyanto ditangkap polisi karena kedapatan membongkar makam dan menyimpan mayat sang ibu, Parimah (70), di dalam kamarnya selama hampir sebulan.

Supriyanto mengaku mendapat mimpi bahwa ibu kandungnya itu sebetulnya masih bisa hidup lagi. Pria ini membongkar makam dibantu oleh tujuh temannya tepat pada hari ke-40 pasca-kematian Parimah, 24 Mei 2016 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com