Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Supryanto Bongkar Makam Ibunya, Keluarga Terguncang

Kompas.com - 24/06/2016, 14:16 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Keluarga masih terguncang dengan perbuatan tidak wajar yang dilakukan Supriyanto (47), pria yang membongkar makam ibunya di Dusun Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Susilo (57), kakak Supriyanto, mengaku tidak menyangka adiknya nekat membongkar makam ibunya lalu menyimpan mayatnya selama hampir sebulan di kamar rumah pelaku.

"Saya benar-benar tidak tahu, saya bilang apa adanya. Sejak Ibu meninggal, saya dan istri memang jarang masuk ke rumah Ibu," katanya.

Baca juga: Pria Ini Bongkar Makam Ibunya karena Diyakini Bisa Hidup Kembali

Dijelaskan, semasa hidup, almarhum ibunya yang bernama Parimah (70) itu tinggal berdua dengan Supriyanto. Sementara ia dan istrinya tinggal di rumah samping rumah sang ibu.

Dahulu, ia kerap mengunjungi sang ibu untuk memberikan makanan atau sekadar menengok keadaannya.

Susilo mengaku baru mengetahui perbuatan Supriyanto setelah sejumlah aparat kepolisian dan TNI melakukan penggrebekan di rumah Supriyanto, Selasa (21/6/2016) lalu. Ia hampir tidak percaya ternyata kedatangan mereka bermaksud mengecek mayat ibu yang disembunyikan di kamar Supriyanto.

“Saya benar-benar terkejut sekaligus takut, ternyata ada jenazah ibu di kamar adik saya. Saya sayangkan, ibu yang sudah meninggal dan sudah dimakamkan kok diambil sama adik saya," ujar Susilo.

Sejak dulu, kata Susilo, adiknya itu memang berperangai berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain. Sejak kecil, Supriyanto tidak mau bersekolah.

Setelah dewasa, Supriyanto juga tidak memiliki keinginan untuk menikah. Perilakunya semakin aneh pasca-meninggalnya Parimah. Supriyanto jarang bergaul dengan masyarakat serta kerap menggelar ritual bersama teman-temannya setiap Selasa dan Jumat kliwon.

"Setelah ibu meninggal, ia suka nangis kalau malam, selalu nyebut-nyebut nama ibu. Dari kelima putra ibu, dia memang yang paling dekat dengan ibu," tutur Susilo.

Selain menangis, Supriyanto juga selalu mengarang lagu berbahasa Jawa yang kemudian dinyanyikan bersama teman-temannya setiap malam Selasa dan Jumat Kliwon.

Susilo sering mendengar iringan musik gamelan dari rumah Supriyanto dari malam hingga dini hari.

Susilo menyadari, kegiatan adiknya dan teman-temannya itu telah menggangu kentetraman warga sekitar. Bahkan, perangkat desa setempat sudah memberikan teguran berkali-kali tapi tidak digubris oleh Supriyanto.

Seperti diketahui, Supriyanto diamankan aparat Polres Temanggung, Jawa Tengah, karena kedapatan membongkar dan menyimpan mayat ibunya sendiri di rumahnya. Supriyanto membongkar makam setelah 40 hari kematian sang ibu pada 24 Mei 2016. Aksinya itu dilakukan bersama tujuh teman-temannya.

Kepala Polres Temanggung AKBP Wahyu Wim Hardjanto mengatakan telah memeriksa Supriyanto dan tujuh teman-temannya yang diduga terlibat dalam aksi pembongkaran makam ini. Namun mereka tidak ditahan karena hanya dikenakan Pasal 180 KUHP tentang pembongkaran mayat atau jenazah dengan ancaman hukuman penjara 1 tahun 4 bulan.

"Usai pemeriksaan mereka tidak ditahan, mereka dikembalikan ke keluarga masing-masing. Tapi mereka wajib lapor, karena ancaman di bawah lima tahun," jelas Wahyu.

Selain itu, seluruh pelaku juga diperiksa kondisi psikologinya oleh tim dokter dari Polda Jawa Tengah. Supriyanto dan pelaku lainnya diketahui kerap melakukan kegiatan-kegiatan ritual yang dinilai aneh di rumah Supriyanto beberapa waktu terakhir. Warga merasa terganggu dengan aktivitas mereka.

“Dibilang aliran bukan aliran, tapi mereka sering melakukan pertemuan di rumah Supriyanto setiap Selasa dan Jumat Kliwon. Mereka bermain gamelan. Kami juga temukan tulisan-tulisan yang menjurus ke aliran kejawen. Tapi kami masih dalami,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com