Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Berjualan Madu Hutan, Samsini Mampu Biayai Anak Kuliah hingga Lulus

Kompas.com - 24/05/2016, 11:37 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BUTON, KOMPAS.com - Selain mempunyai khasiat yang baik bagi kesehatan tubuh, madu juga menjadi sumber penghasil utama bagi keluarga Samsini (45), warga Dusun Pobaa, Desa Lambusango, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Setiap hari, lelaki yang sudah mempunyai tujuh orang anak ini masuk hutan menelusuri hutan Lambusango untuk mencari madu di atas pohon-pohon yang besar. Hanya mengandalkan tali, parang, jerigen, dan api, Samsini langsung masuk ke hutan.

“Saya mencari madu ini sejak masih sekolah dasar di tahun 1982. Awalnya hanya untuk digunakan obat saja. Namun ternyata satu kali sarang lebah hutan, madunya juga banyak hasilnya, bisa dapat dua jerigen yang lima liter,” kata Samsini di rumahnya, Selasa (24/5/2016).

Tak berapa lama kemudian, ia pun mulai fokus untuk mencari madu di dalam hutan Lambusango dengan peralatan yang seadanya. Hasilnya, ia mulai jual di depan rumahnya sendiri dengan dikemas dalam enam botol air mineral berukuran sedang.

“Mencari madu ini tidak gampang, saya kadang jalan kaki sampai 15 kilometer untuk mencari madu. Saya juga kadang sampai harus menginap sampai dua malam di dalam hutan sendirian. Pernah sampai saya injak ular besar tapi alhamdulillah tidak apa-apa,” ujarnya.

Selain menghadapi hewan buas di dalam hutan Lambusango, ia juga harus merelakan tubuhnya menjadi santapan lebah-lebah lebah jenis Apis dorsata di atas pohon. Ia juga bahkan harus mempertaruhkan nyawanya dengan memanjat pohon tinggi hanya untuk mengambil madu tersebut.

“Ini juga demi keluarga, tapi semua tidak apa-apa. Saya harus mencari uang untuk biaya pendidikan anak saya. Dari hasil madu ini, saya biayai kuliah anak pertama saya di kebidanan hingga selesai di Baubau. Semuanya dari jualan madu ini,” tutur Samsini.

Samsini yang hanya menempuh pendidikan SMP ini mempunyai cara tersendiri untuk menjaga kualitas madu hingga tujuh tahun lamanya. Yakni pertama memisahkan anak lebah dengan sarangnya. Kemudian sarang lebah diperas dengan baik.

“Madu ini saya jamin asli, karena tidak ada campuran apapun di dalamnya. Madu ini bisa bertahan sampai tujuh tahun,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com