Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Diduga Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Ditemukan di Lereng Merapi

Kompas.com - 17/05/2016, 11:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Puing-puing bebatuan purbakala ditemukan warga di permukiman lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Gendungan, Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Bebatuan itu berwujud mirip bangunan candi, permukiman, dan kandang kuda.

Pemerhati budaya, Dwiyatim Manturo, menduga benda-benda itu merupakan situs peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Dari informasi yang dihimpun, situs itu ditemukan kali pertama oleh Sumarlan Sastra Sudarmo (74), warga setempat, saat sedang mencangkul di sawah.

Tanpa disengaja, cangkulnya mengenai benda keras mirip batu. Sumarlan tidak menduga sebelumnya bahwa benda itu adalah benda-benda bersejarah.

"Saat itu, saya sedang mencangkul di sawah tiba-tiba kena batu. Saya kira batu biasa, tetapi setelah saya gali untuk disingkirkan, ternyata bentuknya aneh, mirip lumpang," kata dia, Selasa (17/5/2016).

Sumarlan kemudian memberitahukan penemuan itu kepada Kepala Desa Kalibening Nurbiyanto lalu diteruskan kepada aparat terkait.

Menurut Sumarlan, benda-benda serupa juga pernah ditemukan warga beberapa tahun silam. Lokasi tersebut, katanya, memang dikenal warga sebagai Tamansari.

"Tetapi, dulu benda-benda itu dibiarkan saja oleh warga. Ada yang tertimbun lagi, ada juga yang hanyut karena warga saat itu tidak tahu kalau itu benda bersejarah," kata dia.

Kepala Desa Kalibening Nurbiyanto mengatakan, setelah penemuan itu, pihaknya kemudian mengerahkan warga dan perangkat desa untuk melakukan penggalian di parit dan persawahan sekitar lokasi.

Ternyata, mereka menemukan banyak benda kuno di lokasi tersebut, antara lain lumpang bulat panjang, lumpang bulat, yoni, gandik, relief kosong, dan beberapa patung.

"Kami sudah melaporkan hal ini ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang untuk ditindaklanjuti. Untuk sementara, benda-benda ini kami amankan," ujar Nurbiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com