Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Jokowi, jika Pabrik Semen Tak Dihentikan, Rakyat Kecil Jadi Korban"

Kompas.com - 13/04/2016, 17:39 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah petani dari beberapa daerah di Jawa Tengah meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk menghentikan upaya pengrusakan sumber daya alam melalui pendirian pabrik semen di area Pegunungan Kendeng.

Menurut penuturan salah satu petani Rembang, Joko Prianto, pendirian pabrik semen di wilayah Kendeng berdampak buruk pada kondisi lingkungan sekitar. Buktinya, kata Joko, sudah banyak sumber mata air yang mati di daerah Grobogan.

"Kami meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan seluruh bentuk pengrusakan sumber-sumber kehidupan masyarakat," ujar Joko saat melakukan aksi protes menolak pabrik semen di seberang Istana Negara, Rabu (13/4/2016).

Joko menjelaskan, dampak nyata hadirnya pabrik semen sudah dialami masyarakat di Tuban, Jawa Timur. Dalam sebulan 61 orang meninggal akibat penyakit pernapasan.

"Jika pabrik semen tidak dihentikan, maka rakyat kecil, para petani dan masyarakat desa yang akan menjadi korban," ungkapnya.

Sementara itu, sembilan petani perempuan yang kerap disebut Kartini Pegunungan Kendeng, kembali mendatangi jalan Medan Merdeka Barat, seberang Istana Negara.

Mereka duduk berjajar, lengkap dengan busana kebaya dan topi caping. Kaki mereka masih dicor semen, sejak kemarin saat melakukan aksi protes di tempat yang sama.

Menurut Joko, aksi pengecoran kaki dengan semen ini merupakan simbol penegasan kepada Pemerintah bahwa hadirnya semen di wilayah pertanian pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, dapat memasung dan merusak sumber kehidupan petani desa.

(Baca juga: Tolak Pabrik Semen, 9 Kartini Pegunungan Kendeng Mengecor Kaki di Depan Istana)

Mereka tidak ingin kepentingan pembangunan malah mengabaikan nilai-nilai keadilan sosial dan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan.

"Kami petani Rembang, Pati, Blora, dan Grobogan, menolak pabrik semen di Pegunungan Kendeng yang memasung hidup para petani, merusak alam dan mengancam masa depan kehidupan petani Kendeng," kata Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com