Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menara Air Peninggalan Hindia-Belanda Dibiarkan Terbengkalai

Kompas.com - 12/04/2016, 06:07 WIB
Andi Hartik

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Tepat di pojok utara Alun-alun Kota Pasuruan, berdiri sebuah bangunan peninggalan pemerintah Hindia-Belanda. Bangunan dengan tinggi sekitar 30 meter itu merupakan menara air atau biasa disebut "pat ledeng" oleh warga setempat.

Sekitar tahun 1919, menara itu sebagai penampung air dari Sumber Umbulan yang ada di Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan. Kemudian dialirkan untuk memenuhi kebutuhan warga. Sayang, bangunan itu sudah tidak terawat. Fungsinya sebagai penyalur air juga sudah tidak tampak. Pipa air dari dan menuju menara itu sudah putus.

Tidak hanya itu, bangunan yang memiliki delapan sudut itu sempat menjadi tempat pembuangan sampah. Bahkan, ruang dibagian bawah sampai saat ini tergenang air.

Roem Latief, pemerhati cagar budaya setempat menyayangkan peninggalan sejarah tersebut dibiarkan terbengkalai. Menurut dia, pemerintah setempat wajib mendaftarkan menara air itu sebagai bagian dari cagar budaya yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Pasuruan.

"Mestinya pemerintah mendaftarkan sebagai cagar budaya. Memang disetiap daerah ada menara air. Tapi menara air di Kota Pasuruan memiliki bentuk yang beda," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (11/4/2016).

Ia mengatakan, menara air tersebut sebagai simbol kegagahan. Bahkan, pemerintah bisa menjadikan menara air tersebut sebagai lokasi wisata.

"Saya sudah usulkan untuk membangun museum kecil-kecilan di sekitar menara itu," jelasnya.

Kabid Kebudayaan pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Pasuruan, Mansyur tidak memungkiri jika bangunan bekas penjajahan itu terbengkalai. Namun, pihaknya menyebut jika bangunan tersebut belum termasuk dalam bangunan cagar budaya yang ditetapkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan.

"Itu belum termasuk dalam cagar budaya," katanya.

Menurut dia, ada 18 bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya di Kota Pasuruan. Namun, menara air tersebut tidak masuk di dalamnya. "Saya tidak tahu kenapa kok tidak dimasukkan sebagai bangunan cagar budaya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com