Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Pesisir Selatan Gunungkidul Gagal Melaut akibat Gelombang Tinggi

Kompas.com - 06/04/2016, 19:14 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Selama hampir satu bulan terakhir, nelayan di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta, tidak dapat melaut karena gelombang tinggi di pesisir selatan.

Beberapa nelayan yang tetap melaut saat cuaca sedikit membaik tidak mendapatkan penghasilan yang sebanding karena hasil tangkapan ikan sangat sedikit.

"Cuacanya tidak bersahabat, angin kencang, ombaknya juga tinggi," ujar Rujimantoro, salah satu nelayan Pantai Ngandong, Gunungkidul, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/4/2016).

Menurut dia, kondisi itu sudah terjadi sejak sekitar satu bulan lalu. Cuaca sempat membaik selama beberapa hari, tetapi kemudian kembali memburuk.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Gunungkidul tersebut mengungkapkan, nelayan enggan melaut karena alasan keselamatan. Ombak tinggi bisa menyebabkan perahu kandas.

Kalaupun nelayan tetap melajut, ikan yang didapat tidak akan banyak. Penghasilan nelayan tidak lebih besar dari ongkos untuk melaut.

"Kapal kita jenis jangkung, kondisi seperti ini jelas tidak mungkin. Nekat, akan besar pasak dari pada tiang, ya nangis," ujarnya.

Saat ini, Rujimantoro dan beberapa nelayan hanya bisa menunggu hingga cuaca dan gelombang benar-benar membaik.

Saat ditanya harapannya di Hari Nelayan Nasional, Rujimantoro mengaku menginginkan agar pemerintah tidak hanya memperhatikan nelayan kapal besar, namun juga nelayan kecil.

"Perhatikan kami ini, nelayan kapal kecil. Sejak adanya peraturan hibah maupun bansos dihentikan, kita sekarang seperti tidak diperhatikan lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com