Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatah Solar Tak Sesuai Kebutuhan, Nelayan Terpaksa Beli BBM Ilegal

Kompas.com - 01/04/2016, 14:37 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Menjelang musim panen ikan, masyarakat nelayan di Kecamatan Kepulauan Pongo, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, justru merasa khawatir. Bukan cuaca buruk atau ketiadaan perahu yang dikhawatirkan, tetapi pasokan solar yang kerap terkendala.

"Pada bulan enam dan tujuh nanti adalah musim panen ikan, sementara untuk mendapatkan solar secara legal masih sulit," kata Rahman, salah satu pembina kelompok nelayan di Desa Celagen, Jumat (1/4/2016).

Kuota solar bersubsidi yang hanya lima ton per desa setiap bulan dinilai tidak mampu memenuhi tingginya kebutuhan nelayan.

Dalam sebulan, 30 kapal milik kelompok nelayan Rahman menghabiskan 40-50 ton solar.

Dari jumlah itu, hampir separuhnya dibeli secara ilegal karena terbatasnya pasokan solar bersubsidi.

"Kami bahkan juga membeli solar untuk industri, tapi tetap saja belum terpenuhi walaupun kami beli mahal," ujar Rahman.

Solar ilegal itu didapat dalam kondisi sudah dikemas ke dalam jeriken. Nelayan tidak mempersoalkan dari mana solar itu diperoleh. Tingginya kebutuhan akan solar menyebabkan para nelayan berebut untuk mendapatkannya.

Rahman mengaku sering bolak-balik ke kantor polisi karena membeli solar di luar jatah yang telah ditentukan.

Namun, saat diberi penjelasan, polisi menjadi mahfum karena solar yang dibeli nelayan semata-mata hanya untuk kebutuhan melaut mencari ikan.

"Kebutuhan nelayan tinggi, dari mana lagi kami harus mendapatkannya. Kalau tidak melaut, istri dan anak-anak kami mau makan apa," ujar Rahman.

Selain solar, nelayan juga terkendala pasokan garam untuk pengasinan ikan.

Sekretaris Camat Kepulauan Pongok Atrial membenarkan tentang tingginya kebutuhan solar untuk nelayan.

"Kami sudah usulkan untuk dibangun depot khusus solar Pertamina, belum ada realisasi," ujar Atrial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com