"Banyak warga yang melihat helikopter sempat berputar-putar sebelum jatuh dan terbakar. Saat itu menjelang azan maghrib," kata warga di lokasi kejadian.
Operasi Tinombala yang dimulai sejak 10 Januari 2016 adalah operasi gabungan Polri dan TNI untuk menangkap kelompok teroris Poso pimpinan Santoso yang bersembunyi di hutan lebat Sulawesi Tengah.
"Itu dalam rangka Operasi Tinombala. Itu operasi gabungan TNI Polri dalam rangka mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso," kata Kapolda Sulteng, Brigjen (TNI) Rudy Sufahriadi, Minggu (20/3/2016) malam.
Operasi Tinombala seharusnya berakhir pada 9 Maret 2016 lalu. Namun, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menyatakan, operasi itu diperpanjang selama dua bulan. Operasi tersebut didukung Operasi Camar Maleo IV.
Adapun helikopter yang jatuh dan terbakar itu berisi 13 orang. Semua penumpang tewas.
(Baca juga: Ini Identitas 13 Korban Helikopter Jatuh di Poso)
Helikopter itu jatuh di sekitar perkebunan cokelat milik warga di Dusun Patirobajo, Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Provinsi Sulteng.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Tatang Sulaiman menjelaskan, menurut kronologi, helikopter terbang sekitar pukul 17.20 Wita dari Desa Napu menuju Poso.
Setelah terbang 35 menit atau sekitar pukul 17.55 Wita, helikopter dengan 13 penumpang tersebut jatuh di atas perkebunan milik warga bernama Arsad.
(Baca juga: Ini Kronologi Jatuhnya Helikopter TNI di Poso)
Berita ini telah tayang di Tribunnews, Senin (21/3/2016), dengan judul: Warga Melihat Helikopter Sempat Berputar-putar Sebelum Jatuh dan Terbakar